GENNADY GOLOVKIN: ‘Kelemahan Terbesar Canelo adalah Kesombongan’

Tinjuindonesia.com — Trilogi atau biasa disebut partai final dalam tinju bayaran pasti jauh mendebarkan. Pasalnya, kedua petinju sama-sama mempersiapkan diri secara maksimal untuk jadi yang terbaik. Adalah Gennady Golovkin  (Kazakhstan) dan Saul ‘Canelo’ Alvarez (Meksiko) yang akan melakoni trilogi di T-Mobile Arena, Las Vegas, Nevada, AS, Sabtu (17/9) atau Minggu (18/9) WIB.

Duel yang penuh gengsi ini tak hanya mau menuntaskan dendam, tapi juga memperebutkan sabuk juara dunia sejati kelas menengah super (76,2 kg) WBC, WBA, IBF, dan WBO yang disandang Canelo. Di dua laga sebelumnya, pertama (16 September 2017) berakhir seri, dan kedua (15 September 2018) dimenangkan dengan angka mayoritas oleh Canelo. Tapi, hasil dua laga itu sesungguhnya berbau kontroversial. Itu sebabnya, Golovkin dan publik tinju menginginkan trilogi sejak lama dan sekarang baru terwujud.

Dan, apa kata Golovkin mengenai Canelo? Menurutnya, Canelo bukan petinju yang disiplin, dan penuh dengan kesombongan (arogan). Bukti tidak displin adalah Canelo pernah memakai obat-obatan terlarang Clenbuterol sehingga duel kedua mereka yang dijadawalkan Mei 2018 ditunda ke September 2018. Canelo dihukum enam bulan akibat penggunaan Clenbuterol itu.

“Saya rasa ini tidak akan pernah bisa dilupakan,” kata Golovkin kepada NY Daily News. “Beberapa orang datang untuk berdamai dengan situasi itu. Beberapa orang tidak ingin terus memikirkannya. Beberapa mengalihkan pandangan mereka darinya,” tandasnya.

“(Canelo) tidak mengganggu saya sama sekali, tetapi ketika seseorang memiliki banyak sifat buruk, sifat yang menghalangi dia menjalani kehidupan normal,” kata Golovkin, “Itu mengganggunya. Itu yang kita lihat sekarang.”  

“Dalam pertarungan terakhirnya, KO tidak diperlukan (untuk mengalahkannya),” kata Golovkin. “Sangat menggembirakan bahwa para hakim tidak lagi setia kepada Canelo. Mereka tidak merasakan beban citranya ini.” 

Golovkin percaya bahwa dia telah menemukan kelemahan terbesar Canelo sebagai seorang petinju. “Arogansi,” kata Golovkin, “dan kesombongan bisa dihukum,” tegasnya.

(TI/Martinez)