Canelo saat terkena pukulan straight Bivol. Foto: ist
Saul ‘Canelo’ Alvarez Kena Batunya, Kalah Angka Mutlak dari Dimitrii Bivol
Tinjuindonesia.com — Ambisi Saul ‘Canelo’ Alvarez, 31 tahun, mencatat sejarah bagi negaranya, Meksiko dan dunia, justru kena batunya. Ia nyaris tak berdaya saat berjibaku dengan Dimitrii Bivol, 31 tahun, juara dunia kelas berat ringan (79,3 kg) WBA asal Rusia yang punya kecerdasan dan teknik bertinju lebih baik.
Duel yang berlangsung di T-Mobile Arena, Las Vegas, Nevada, AS, Sabtu (7/5) atau Minggu (8/5) pagi WIB, di luar harapan penonton yang menginginkan Canelo memenangkan pertarungan sehingga bisa mempersembahkan kemenangan itu bagi negaranya yang sedang merayakan Hari Raya Besar Meksiko: Cinco de Mayo.
Dari ronde ke ronde, upaya Canelo untuk membongkar pertahanan (double cover) super ketat dari Bivol tak mudah. Bahkan, ia sempat frustrasi karena semua pukulan yang dilontarkan ke berbagai sasaran untuk mendapatkan nilai atau sasaran yang bisa melumpuhkan selalu dibendung dengan baik oleh Bivol. Malah, ia mendapat serangan balasan jab dan straight yang justru akurat dari Bivol.
Situasi itu berlangsung dari ronde ke ronde dan sangat terlihat dominasi Bivol. Rupanya Bivol sudah menyiapkan taktik dan strategi yang jitu sehingga membuat Canelo seperti mati kutu. Pertarungan ini juga mirip-mirip seperti ketika Canelo berhadapan dengan Floyd Mayweather Jr pada 14 September 2013. Ketika itu Canelo nyaris tak berkutik melawan Mayweather Jr yang cerdas dan punya teknik tinggi. Akibatnya, Canelo kalah angka mayoritas untuk kali pertama dalam karirnya di tinju pro.
Kini, ia justru kalah angka mutlak dari Bivol: 115-113, 115-113, 115-113. Bahkan, situs tinju ternama Boxingscene.com menilai lebih mencolok untuk kemenangan Bivol 118-110. Canelo hanya menang dua ronde saja, 3 dan 9. Dan, ini kekalahan kedua Canelo dalam karirnya di tinju pro sehingga rekornya menjadi 57 (39 KO)-2-2.
Canelo dianggap terlalu percaya diri dan terlalu berambisi. Itu hal yang biasa dalam dunia tinju. Tapi, semestinya harus juga mengukur kemampuan diri dan kemampuan lawan. Sebelum melawan Bivol, ia sempat ingin melawan juara dunia kelas penjelajah/kruiser (90,7 kg) WBC Ilunga Makabu (Rep.Kongo). Bahkan, Makabu sudah membuka lebar kedua tangannya untuk baku pukul. Mungkin karena Makabu kurang populer dan sulit menyedot penonton, Canelo lebih memilih Bivol.
Faktanya, Canelo kalah dan sudah pasti nilai jualnya bisa menurun pasca kekalahan itu. Jika Canelo mau konsisten di kelas menengah super dan ingin mengembalikan popularitasnya, sebaiknya duel seri ketiga dengan Gennadiy Golovkin (Kazakshtan). Atau berjibaku dengan penantang teratas di kelas menengah super seperti David Benavidez, David Morrel (juara reguler WBA), David Limeux, dan lain-lain.
Bagi Bivol, dengan kemenangan ini, popularitasnya akan terus meroket. Sebab, saat mempertahankan sabuk juara dunia WBA kali ke-9 ini bisa menaklukkan bintang tinju Meksiko, Canelo. Rekornya pun tetap perawan alias tak tergores: 20 (11 KO)-0-0.
(TI/Martinez)