Jill Mandagie saat dikeroyok relawan Ketua Pertina Papua. Foto: ist
Tinju PON Papua Ternoda Akibat Ketakpuasan Penilaian Wasit/Hakim
Tinjuindonesia.com — Di tengah Asosiasi Tinju Amatir Internasional (AIBA) gencar-gencarnya mereformasi diri dan memperbaiki citranya kepada publik dan IOC (International Olympic Committee), satu peristiwa memprihatinkan terjadi di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua, 2-14 Oktober 2021. Itu terjadi di arena pertandingan tinju di GOR Cendrawasih, Jayapura, Jumat (8/10).
Pemicunya adalah Jill Mandagie (DKI Jakarta) yang bertanding dengan Lucky Mira Agusto (NTT) di kelas 56 kg putra, tak puas dengan kekalahan angka yang dideritanya 2-3. Menurut Jill dan ofisialnya, Jill lah yang sepantasnya memenangkan pertandingan.
Lantaran ketakpuasan itu, Pukul 16.30 WIT saat Jill meninggalkan ring lalu melampiaskan kekecewaannya dengan menendang pagar pembatas ring dan papan baner sehingga salah satu Pengurus PERTINA (Persatuan Tinju Amatir Indonesia) Papua/relawan berlari mendatangi Jill dan hendak memukul sehingga terjadi kericuhan di dalam arena pertandingan. Kemudian, aparat keamanan dengan sigap mengamankan Jill ke ruang ganti sehingga persoalan dapat diatasi.
Tapi, Pukul 16.50 WIT, Jill yang merasa tidak terima dengan perlakuan Pengurus PERTINA Papua, masuk ke dalam arena pertandingan dan secara spontanitas memancing amarah suporter/pendukung Ricky Ham Pagawak (Ketua Pengprov PERTINA Papua) dan langsung mengejar Jill sehingga terjadi kericuhan lagi yang berdampak pada aksi pengeroyokan, tapi berhasil diamankan aparat keamanan. Jill pun diamankan ke luar arena pertandingan.
Persoalannya tak hanya sampai disitu, pada Pukul 18.00 WIT, Jill dan ofisial serta atas persetujuan Ketua Pengprov PERTINA DKI Jakarta Hengky Silatang melaporkan peristiwa itu ke Polda Papua. Namun, pada Pukul 20.55 WIT, Jill didampingi kontingen DKI Jakarta meminta kepada Polda Papua yang telah membuat laporan untuk dibatalkan dan masalah diselesaikan secara kekeluargaan.
Pada hari Sabtu (9/10), Pukul 01.50 WIT, penandatanganan surat pernyataan antara Jill dengan Perwakilan Relawan Ricky Ham Pagawak/Ketua DPC Partai Demokrat Kab.Keerom, Bobirus Yikwa, dan disaksikan Wakapolda Papua Brigjen (Pol) Eko Rudi Sudarto, dan lain-lain.
Intinya, pihak Relawan Ricky Ham Pagawak meminta maaf atas kejadian tersebut dan takkan mengulangi perbuatan penganiayaan itu lagi. Sementara, Jill menerima permohonan maaf atau memaafkannya serta takkan mempersoalkan permasalahan tersebut dikemudian hari.
Berita yang menggemparkan PON Papua ini menjadi pelajaran sangat berharga ini bagi insan PERTINA, khususnya para pengurus dan lebih khusus lagi wasit/hakim. Bertugas lah secara adil, jujur, sportif, dan profesional. AIBA saat ini terus menyelidiki berbagai kasus yang telah mencoreng citra tinju yang berakibat mendapat sanksi berat dari IOC dengan mendepak AIBA di Olimpiade Tokyo 2020. Bahkan, itu bisa berlanjut pada Olimpiade Paris 2024.
Salah satu upaya untuk memulihkan citra buruk itu, AIBA telah menunjuk penyidik independen Profesor Richard McLaren untuk menyelidiki tinju. Penyelidikan dimulai dari Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Sebab, di Olimpiade tersebut banyak kecurangan: mulai dari penempatan wasit/hakim, pengaturan pertandingan, kepemimpinan wasit dan penilaian hakim/juri yang tak adil, dan lain-lain.
Usai penyelidikan Olimpiade Rio de Janeiro, Richard McLaren akan terus menyelidiki berbagai peristiwa lain yang menjadi sorotan dan menjadi perhatian publik. Itu tak hanya berlaku di tubuh AIBA, tapi juga terhadap federasi/negara anggota AIBA. Bahkan, baru-baru ini Presiden AIBA Umar Kremlev mengatakan dengan tegas di Istanbul, Turki, bahwa jika terjadi pelanggaran aturan agar segera melaporkan kepada dirinya. Ia ingin tinju yang bersih dan transparan, tidak ingin menyakiti petinju dan pelatih.
“Jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah, dan jika Anda melihat pelanggaran aturan, jangan ragu untuk memberi tahu kepada saya sehingga kami dapat bereaksi dengan cepat. Tujuan saya bukan untuk mengatur tinju, tujuan saya adalah membantu menciptakan kondisi bagi petinju dan pelatih. Ini adalah tanggung jawab saya karena saya harus membenarkan kepercayaan yang diberikan kepada saya oleh seluruh keluarga tinju,” ujar Kremlev.
(TI/Martinez)