Jose Carlos Ramirez Foto: Ed Mulholland/Matchroom Boxing
JOSE CARLOS RAMIREZ: ‘Saya Memang Selalu Jadi Underdog’
Tinjuindonesia.com — Pertandingan unifikasi sabuk juara dunia sejati kelas ringan super/welter yunior (63,5 kg) antara juara dunia WBA super/IBF Josh Taylor (Skotlandia), 30 tahun, dan juara dunia WBC/WBO Jose Carlos Ramirez (AS), 28 tahun, yang berlangsung di Virgin Hotels Las Vegas, Las Vegas, Nevada, AS, Sabtu (22/5) atau Minggu (23/5) pagi WIB, bakal seru dan menarik. Di pasar taruhan, justru Taylor diunggulkan 2:1.
Apa tanggapan Ramirez soal itu? “Saya memang selalu menjadi underdog. Itu justru menguji mentalitas saya. Saya berjuang untuk posisi saya dalam sejarah tinju. Tidak ada petinju keturunan Meksiko yang pernah memegang keempat sabuk gelar dunia. Saya sadar bahwa kebanyakan orang memilih melawan saya, tetapi itu hanya mendorong saya berjuang lebih keras,” katanya.
“Dalam pikiran saya, saya harus memenangkan pertarungan ini. Saya tidak membiarkan kebisingan luar mengganggu saya. Tidak peduli apa yang Anda lakukan, atau siapa yang Anda kalahkan, akan selalu ada orang lain di luar sana. Saat ini, orang itu adalah Josh Taylor,” tukas Ramirez.
“Kami berdua menginginkan pertarungan, dan saya menghormatinya karena mengambil tantangan. Josh dan saya akan membuat sejarah, dan saya tahu saya akan menjadi orang yang lebih baik pada 22 Mei. Kemungkinannya memang besar, tapi kelas welter junior terbaik, juara tak terbantahkan, akan dinobatkan pada 22 Mei,” ujar ayah dua orang anak itu.
“Olahraga menjauhkan saya dari prioritas saya. Bagi saya, saya mendedikasikan diri sebagai ayah dan keluarga, dan itu membuat saya terlalu lama jauh dari mereka. Saya selalu menjadi pria yang mengutamakan Tuhan, keluarga kedua, dan olahraga tinju ketiga. Tahun lalu, tinju menjauhkan saya dari dua prioritas itu. Saya mulai merasa kesepian, saya mulai merasa ragu, dan saya mulai memiliki perasaan yang tidak pernah saya rasakan. Dan kemudian menjelang akhir, saya menjalani tinju seperti rutinitas, dan saya tidak pernah menjadi petinju yang pergi ke kamp pelatihan dan hanya menjalani rutinitas, menunggu pertarungan berakhir. Tapi itu menjadi yang terbaik dari saya,” paparnya.
(TI/Martinez)