Sistem Protes Mulai Diterapkan di Kejuaraan Dunia Yunior AIBA di Polandia
Tinjuindonesia.com — AIBA terus berupaya meningkatkan langkah-langkah untuk mencapai tingkat transparansi setinggi mungkin. Dengan demikian, metode “penilaian langsung” diusulkan, di mana skor dari setiap ronde oleh masing-masing juri akan ditampilkan kepada publik di akhir ronde.
Namun, di akhir ronde ketiga, skor akhir hanya akan ditampilkan kepada publik setelah hasil pengumuman resmi.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Dewan Direksi AIBA memberikan suara dan menyetujui amandemen AIBA Technical and Competition Rule 18.
Selain itu, prosedur Bout Review (tinjau ulang pertandingan) akan diterapkan untuk kompetisi Kejuaraan Dunia Yunior AIBA (10-24 April 2021 di Polandia) untuk pertama kalinya. Manajer tim atau pelatih kepala dari petinju yang kalah harus memulai prosedur protes dalam waktu 15 menit setelah keputusan diumumkan, dan kemudian dalam 30 menit berikutnya harus mengisi formulir protes dan menyerahkannya.
Setiap tim mendapatkan jatah dua kali protes untuk dua partainya yang kalah agar ditinjau ulang dalam satu kompetisi. Setelah tim mencapai jumlah maksimum, tidak akan diizinkan untuk mengajukan protes lebih lanjut selama kompetisi tersebut.
Jika Technical Delegate menentukan, setelah berkonsultasi dengan Juri Peninjau Pertandingan (Bout Review Jury), bahwa protes harus diizinkan untuk dilanjutkan, pertandingan akan ditinjau ulang oleh Juri – Observer (pengamat/pemerhati/peninjau), Refree Evaluator dan Judge Evaluator. Keputusan dengan skor 5: 0 atau 4: 1 tidak dapat ditinjau kembali, satu-satunya pilihan yang mungkin adalah keputusan tipis 3: 2.
Dalam kasus protes yang mengklaim bahwa Peraturan Teknis AIBA telah dilanggar oleh Wasit, protes tersebut harus secara jelas menunjukkan peraturan AIBA mana yang telah dilanggar, di mana pelanggaran tersebut diduga telah terjadi, dan bagaimana pelanggaran tersebut mempengaruhi hasil akhir.
Juri Peninjau Pertandingan akan menentukan pemenang Pertandingan yang diprotes menggunakan ketiga kriteria penilaian dan dengan mempertimbangkan masalah yang diangkat oleh protes tersebut: – jumlah pukulan berkualitas pada area sasaran; – dominasi pertandingan dengan keunggulan teknis dan taktis; – competitiveness (persaingan atau daya saing).
Keputusan juri harus bulat dan final.
(TI/Martinez)