Sugar Ray Leonard vs Thomas Hearns I Foto: ist
Sugar Ray Leonard (5): ‘Hidupku Di Dalam & Di Luar Ring’
SETELAH kembali juara dunia kelas welter WBC, Leonard mempertahankan sabuk itu melawan petinju kurang dikenal Larry Bonds. Itu dianggap batu loncatan untuk menantang juara dunia kelas welter super/menengah yunior (69,8 kg) WBA Ayub Kalule (Uganda). Duel Leonard-Bonds yang berlangsung di Carrier Dome, Syracuse, AS, 28 Maret 1981, tak seimbang. Leonard akhirnya menghentikan Bonds di ronde 10 dengan TKO. Untuk laga tersebut Leonard dapat bayaran 750.000 dolar AS dan Bonds memperoleh 100.000 AS.
Tekad Leonard naik ke kelas welter super/menengah yunior untuk menantang juara WBA Kalule tercapai. Tapi, itu tak sejalan dengan promotor Bob Arum (Bos Top Rank). Arum punya rencana besar Leonard melawan Thomas Hearns. Sebab, jika Leonard kalah dari Kalule, maka skenario besar itu bisa berantakan. Tapi, Leonard dan tim tetap nekad menghadapi Kalule pada 25 Juni 1981 di Astrodome, Houston, AS.
Sebelum pertandingan, Irving Rudd, seorang agen pers Top Rank, membawa seorang dukun bernama Mugimba ke Houston untuk menghidupkan publisitas. Tapi, Kalule tidak ingin berurusan dengannya. “Aku malu,” katanya. “Kenapa mereka melakukan ini padaku, seperti aku bodoh? Aku tidak keluar begitu saja dari hutan. Bawa dia pergi,” ujar Kalule.
Celana Leonard untuk pertarungan berwarna hitam dan memiliki kepala kobra kuning di kaki kiri. Ketika Leonard sedang berlatih di Phoenix, dia mengutus seorang asisten ke perpustakaan setempat untuk meneliti dukun-dukun Uganda. Dalam aporannya, dukun takut warnanya hitam, dan tidak terlalu senang dengan ular, yang terlalu cepat mengucapkan mantra.
Dukun perdukunan itu tak efektif. Leonard mendominasi jalannya duel dan akhirnya mengakhiri perlawanan Kalule di ronde 9 dengan TKO dari 15 ronde yang direncanakan. Leonard pun jadi juara dunia WBA baru di kelas baru. Kalule mengatakan kepada penyiar olahraga New York, Bill Mazer, yang sedang melakukan siaran sirkuit tertutup, “Saya mengatakan kepada wasit untuk menghentikannya.” Untuk duel tersebut Leonard dibayar 2,5 juta dolar AS, dan Kalule hanya mendapatkan 150.000 dolar AS.
Leonard vs Hearns I
Laga yang ditunggu-tunggu antara Leonard dan Thomas Hearns pun terjadi di Caesars Palace, Outdoor Arena, Las Vegas, AS, 16 September 1981. Ini adalah duel unifikasi sabuk juara dunia kelas welter WBC (ternyata setelah naik ke kelas welter super untuk memperebutkan sabuk WBA melawan Kalule, WBC tak mencopot sabuk Leonard) dan WBA yang disandang Hearns.
Dalam otobiografinya tahun 2011 dengan judul: The Big Fight — Hidupku di dalam dan di luar ring — Leonard menulis, “Semuanya berjalan sesuai rencana sampai, sekitar dua minggu sebelum pertandingan, salah satu rekan tanding saya, Odell Hadley, secara tidak sengaja menyerang saya. Mata kiri saya dengan sikunya … Keesokan paginya, mata saya mulai membengkak, dan ada pembicaraan tentang kemungkinan untuk menunda pertandingan … Tidak akan ada penundaan. Saya bertekad untuk bertarung pada 16 September selama saya bisa bernapas.”
Pada tanggal 3 September 1981, tangan kanan Hearns mematahkan rahang rekan tanding Marlon Starling, yang telah dijadwalkan untuk menjadi headline live card yang menyertai siaran tertutup di Hartford Civic Center di Connecticut. Starling pun batal bertanding.
Untuk duel ini, Leonard dijamin 8 juta dolar AS, dan Hearns dijamin minimal 5 juta dolar AS. Setiap petinju juga menerima persentase dari pendapatan. Leonard mendapatkan lebih dari 11 juta dolar, dan Hearns mendapatkan sekitar 8 juta dolar. Pertarungan itu ditayangkan langsung di televisi sirkuit tertutup di 298 lokasi, dengan 1,5 juta kursi di AS dan Kanada.
Bayar-per-tayang (PPV) tersedia untuk satu juta rumah di 24 kota di AS. Pertarungan itu disiarkan langsung atau ditunda di sekitar 50 negara. Sekitar 300 juta orang di seluruh dunia menyaksikan pertandingan unifikasi tersebut. HBO mendapatkan hak siaran ulang sebesar 750.000 dolar dan menayangkan pertarungan pada 26 September 1981. Harga tiket mulai dari 50 dolar hingga 500 dolar untuk kursi di sisi ring.
Tiket untuk penonton yang terjual sebanyak 23.618. Pertarungan itu meraup lebih dari 35 juta dolar AS. Penghasilan dari tiket penonton sebesar 5,9 juta dolar, dan pendapatan dari PPV adalah 7,5 juta dolar. Leonard diunggulkan 8:5. Dalam jajak pendapat UPI, 34 dari 48 penulis memilih Leonard sebagai pemenang.
Namun, pertarungan itu justru didominasi Hearns. Penggemar Leonard mulai ketar-ketir menjelang 15 ronde. Pasalnya, mayoritas ronde dimenangkan Hearns. Tapi, di ronde 14, Leonard memukul jatuh Hearns dan mengakhiri perlawanan Hearns dengan TKO. Penonton pun tercengang melihat drama itu. Padahal, dimata penonton sampai ronde 13, Hearns lebih unggul mengumpulkan angka. Tiga hakim yang bertugas pun sudah memenangkan Hearns. Tapi, itulah tinju: setiap detik apa pun bisa terjadi bila lengah.
Sugar Ray Leonard: “Saya membuktikan bahwa saya adalah terbaik kelas welter di dunia. Pertandingan ini melampaui semua pencapaian profesional saya.”
Thomas Hearns: “Saya tahu saya unggul. Hanya ada satu masalah: Saya dipukul dengan pukulan yang bagus. Saya tidak berpikir pertarungan seharusnya dihentikan. Saya tidak terluka.”
Cus D’Amato sebelum pertarungan: “Pertarungan ini tidak akan dimenangkan oleh keterampilan; itu akan dimenangkan oleh orang yang memiliki keinginan untuk menang.”
Angelo Dundee, pelatih Leonard, kepada Sugar Ray antara ronde 12 dan 13: “Kamu gagal, Nak. Kamu gagal.” Janks Morton, asisten pelatih Leonard: “Ronde keenam seharusnya menjadi ronde terakhir. Ray mengalahkannya dan dia menjadi sedikit bersemangat. Jika dia baru saja mempersingkat pukulannya, dia akan menjatuhkannya.”
Emanuel Steward, manajer dan pelatih Hearns, tentang penghentian pertarungan: “Saya tidak ragu dengan keputusan wasit. Beberapa orang mengatakan karena Tommy unggul dalam kartu skor, dia seharusnya diberi kesempatan untuk menyelesaikan pertarungan. Tapi, sebenarnya, jika dia berhasil keluar dari ronde itu, dia bahkan tidak bisa kembali ke sudutnya. Apalagi bertahan di ronde berikutnya. Kakinya sudah lemas.”
Bersambung…
(TI/Martinez)