Sugar Ray Leonard & Angelo Dundee Foto: ist
Sugar Ray Leonard (3): Masuk Pro Pinjam $ 21.000 & Tunjuk Angelo Dundee jadi Pelatih
PEMBERITAAN di Washington Star sebagai penghalang untuk mendapatkan iklan dan sponsor membuat Leonard terpaksa hijrah ke jalur profesional. Apalagi ditambah beban hidup yang berat bersama anak dan istri serta kedua orang tuanya yang menderita sakit membuatnya tak ada pilihan lain.
Meski bermodalkan medali emas Olimpiade Montreal, Kanada, bukan berarti jalannya mulus meniti karir baru di tinju bayaran. Janks Morton, pelatih Leonard di amatir, memperkenalkan Leonard kepada Mike Trainer, teman Morton yang adalah seorang pengacara. Kemudian, Trainer membujuk 24 teman dan kliennya untuk berinvestasi sebesar 21.000 dolar AS atau Rp 294.000.000 (kurs dolar @Rp 14.000). Investasi itu sebagai pinjaman karena Leonard harus mengembalikannya dalam tempo empat tahun dengan bunga 8%. Leonard sebagai pemegang saham tunggal di Sugar Ray Leonard, Inc.
Untuk mendukung karirnya, Angelo Dundee yang saat itu pelatih Muhammad Ali, ditunjuk sebagai pelatih dan manajer Leonard selain Morton dan Dave Jacobs. Banyak orang memperkirakan Dundee yang mengendalikan mutlak Leonard, akan mendapat potongan sampai 33% dari nilai bayaran Leonard. Tapi, ini berbeda, meski semua resep kepelatihan dan memilih lawan dilakukan Dundee, tapi pekerjaan sehari-hari diserahkan kepada Morton dan Jacobs. Maka, Dundee hanya mendapatkan potongan 15%.
Debut pro Leonard pada 5 Februari 1977 melawan Luis ‘The Bull ‘Vega dalam enam ronde. Duel yang berlangsung di Civic Center, Baltimore, AS, disaksikan 10.270 penonton. Hasilnya Leonard menang angka mutlak, dan untuk pertandingan tersebut ia mendapat bayaran 40.044 dolar AS atau Rp 560.616.000. Setelah pertandingan, Leonard langsung melunasi pinjaman 21.000 dolar AS.
Di pertandingan ke empat belas, Leonard yang saat itu peringkat 17 dunia berhadapan dengan peringkat 1 dunia Floyd Mayweather (ayah Floyd Mayweather Jr) pada 9 September 1978 di Civiv Center, Providence. Hasilnya Leonard menang KO di ronde 10. Sebulan kemudian (6 Oktober 1978), ia mengalahkan musuh bebuyutannya di amatir, Randy Shields.
Leonard menjadi juara regional kelas welter (66,6 kg) NABF setelah menang TKO di ronde 4 atas Pete Ranzany, 12 Agustus 1979. Satu bulan kemudian (28 September 1979) Leornard mempertahankan sabuk NABF kali pertama melawan Andy Price yang lagi naik daun. Price yang diprediksi bakal mengalahkan Leonard justru dipukul KO dalam satu ronde. Kemenangan itu membuat rekor Leonard menjadi 25 (16 KO)-0-0.
Kemenangan itu menambah modal untuk menantang juara dunia kelas welter WBC Wilfred Benitez dari Puerto Riko. Pertandingan berlangsung di Caesars Palace, Sports Pavilion, Las Vegas, Nevada, AS, 30 November 1979, dengan daya tampung 4.600 penonton. Pertarungan yang dijadwalkan 15 ronde itu berlangsung taktis dan kompetitif. Di ronde pertama, Leonard mengguncang Benitez dengan hook kiri. Di ronde ketiga, Leonard memukul jatuh Benitez dengan jab-nya yang keras. Itu dianggap sangat memalukan Benitez dari pada sakit hati.
Di ronde keempat, Benitez bangkit lalu menjaga jarak, dan lebih berhati-hati dalam membangun serangan. Tapi, di ronde keenam terjadi benturan kepala tidak disengaja dan membuat luka di dahi Benitez. Darah pun mengalir di dahi dan pangkal hidungnya, serta keluar dari matanya. Leonard terus mendaratkan pukulan lebih keras, dan membuat Benitez terus tertekan.
Meski begitu, Benitez tak mudah ditaklukkan secepatnya hingga bertahan sampai ronde 15. Di akhir ronde, Leonard menjatuhkan Benitez dengan hook kiri, lalu ia bangkit dan diberondong dengan beberapa pukulan lagi, wasit langsung menghentikan duel dan memberikan kemenangan TKO kepada Leonard.
Impian Leonard tercapai sebagai juara dunia WBC di jalur pro. Untuk pertandingan tersebut Leonard mendapat bayaran besar pertama 1 juta dolar AS atau Rp 14 miliar, sedangkan Benitez memperoleh 1,2 juta dolar AS atau Rp 16,8 miliar. Atas prestasi Leonard itu pula Asosiasi Penulis Tinju Amerika dan The Ring membaptis Leonard sebagai ‘Fighter of the Year’ 1979.
Bersambung….
(TI/Martinez)