Bugiarso dan anak didiknya di tinju amatir. Foto: ist
Selamat Jalan Bugiarso!
Tinjuindonesia.com — Dunia tinju profesional Indonesia berduka. Bambang Mugiarso yang lebih dikenal Bugiarso, 48 tahun, tutup usia di rumahnya, Jalan MT Haryono, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur (Jatim), Rabu (13/1), Pukul 05.00 WIB. Menurut Istri Bugiarso, Lenny Vera Veronica, sebelumnya Bugiarso mengalami asam lambung tinggi sejak akhir tahun lalu, dan pernah mengalami stroke ringan.
Semasa hidupnya, Bugiarso yang lahir di Lumajang, Jatim, 14 April 1972, termasuk petinju Jatim yang cukup disegani. Ia dilatih M.Yunus (alm) dan dibesarkan di sasana Akas Probolinggo, milik Roy Harvanto. Rekan seangkatannya yang terkenal adalah Faisol Akbar, Anis Roga, dan Mohamad Rachman yang akhirnya mencapai puncak karir sebagai juara dunia kelas terbang mini (47,6 kg) IBF dan WBA.
Prestasi terbaik Bugiarso adalah juara regional PABA (Pan Asian Boxing Association) kelas bantam super/bulu yunior (55,3 kg). Ia merebut sabuk tersebut usai mengalahkan petinju Alexander Pak (Rusia) dengan TKO di Jakarta, 9 Mei 1996. Sabuk tersebut dipertahankan tujuh kali, dan saat mencoba mempertahankan kali ke-8 melawan Damrong Kongsuk (Thailand) di Jakarta, 15 Mei 2001, Bugiarso kalah KO dan gelar itu pun melayang.
Sebelum jadi juara PABA, ada peristiwa menyedihkan yang tak pernah dilupakan Bugiarso dan tinju pro Indonesia, saat ia berjibaku dengan Akbar Maulana (Mirah Silver BC Bali) dalam duel non-gelar di Hall Basket, Senayan, Jakarta, 11 Mei 1995. Ia memukul KO Akbar sampai tak sadarkan diri, lalu dilarikan ke RS UKI Cawang, Jakarta Timur, dan akhirnya nyawanya tak tertolong.
Bugiarso sangat sedih dengan peritiwa itu dan sempat trauma sehingga tidak mau bertinju lagi. Tapi, setelah mendapat motivasi dari pelatih, manajer, rekan-rekan petinju, promotor Tourino Tidar, dan lain-lain, Bugiarso mau kembali bertinju. Tapi, ia sangat berhati-hati dalam setiap pertandingan. Hasilnya, Bugiarso justru jadi juara nasional KTI, hingga juara PABA.
Bugiarso terakhir naik ring di Sabuk Emas RCTI, 10 September 2002, melawan petinju Thailand Anukun Kulamun dan kalah angka. Kekalahan itulah yang membuatnya harus gantung sarung tinju alias pensiun. Tapi, bukan berarti berhenti total dari tinju. Ia tetap berada di lingkaran tinju menjadi pelatih amatir di Kota Problinggo dan Kabupaten Probolinggo hingga akhir hayatnya. Selamat Jalan Bugiarso! Kami Insan Tinju Takkan Melupakanmu!
(TI/Martinez)
One comment on “Selamat Jalan Bugiarso!”
Bugiarso… Selamat jalan ..semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan