Marco Demecillo sempoyongan dihajar Ongen Saknosiwi. Foto: Mahkota Promotions
Semestinya Ongen Saknosiwi Menang TKO di Ronde 3 atas Demecillo
Tinjuindonesia.com — Ongen Saknosowi, 25 tahun, memperlihatkan keperkasaannya saat berjibaku dengan Marco Demecillo (Filipina) dalam laga perebutan gelar juara kelas bulu (57,1 kg) IBA (International Boxing Association) di Batu, Malang, Jawa Timur, Minggu (17/11) siang. Sejak ronde pertama, ia langsung berjual beli pukulan dengan Demecillo yang sangat berpengalaman dan berbahaya itu.
Di ronde 3, Ongen dari Dirgantara BC Jakarta menggoyahkan Demecillo dengan satu pukulan hook kanan yang keras. Kesempatan itu dimanfaatkan Ongen dengan memberondong kombinasi pukulan keras dan berbahaya ke wajah dan perut Demecillo. Petinju berusia 29 tahun itu pun terus sempoyangan dan nyaris tak berdaya. Bahkan, ia sudah seperti samsak hidup. Tapi, wasit IBA yang memimpin pertandingan itu tak juga menghentikan pertandingan.
Padahal, Ongen sudah melontarkan pukulan-pukulan keras dan bersih lebih lebih dari sepuluh kali tanpa ada balasan dari Demecillo. Dalam aturan tinju secara universal, seorang petinju yang mendapat pukulan bersih dan keras lebih dari sepuluh kali tanpa ada balasan, maka wasit harus menghentikan pertandingan. Tidak harus menunggu petinju sampai terjatuh. Bahkan, ada wasit yang bisa menghentikan pertandingan ketika seorang petinju mendapat pukulan keras dan bersih lima kali atau kurang dari lima pukulan. Itu tergantung dari bobot pukulan yang diterimanya.
Wasit harus mengambil keputusan dalam situasi seperti itu demi keselamatan dan kesehatan petinju. Publik tinju yang menyaksikan langsung pertandingan Ongen-Demecillo di ronde 3 itu menyayangkan sikap wasit yang tak cepat mengambil keputusan. Padahal, di mata mereka, wasit sudah punya alasan kuat untuk menghentikan duel dan memberi kemenangan TKO kepada Ongen. “Berbahaya kalau kepemimpinan wasit seperti itu,” ungkap Damianus Wera, salah satu promotor Indonesia yang menyaksikan duel itu.
Leon Panoncillo Jr, Supervisor WBO Oriental pun menyayangkan sikap wasit yang tak cepat ambil keputusan. “Itu bukan hanya tidak baik buat petinju, tapi juga tidak baik untuk tinju,” papar Leon kepada tinjuindonesia.com seusai pertandingan.
Jika wasit memberi kemenangan TKO kepada Ongen di ronde 3, tentu rekor KO/TKO Ongen kian moncer karena 100% diraih dengan KO/TKO. Tapi, karena Ongen bermain sampai 12 ronde dan hanya menang angka mutlak, maka rekornya menjadi: 8 (7 KO)-0-0.
(TI/Martinez)