Daud ‘Cino’ Yordan Foto: Martinez
Kenapa Daud Yordan Harus Ambil Jalan Pintas?
Tinjuindonesia.com — Seiring bertambahnya usia dan semakin bertambah ketatnya persaingan di empat badan tinju dunia bergengsi (WBC, WBA, IBF, WBO), membuat Daud ‘Cino’ Yordan berpikir lebih realistis. Ia harus naikkan berat badannya dari kelas ringan (61,2 kg) ke kelas welter yunior/ringan super (63,5 kg). Itu sudah dilakukan saat ia bertanding dengan petinju Thailand, Aekkawee Kaewmanee di Bone Night Club, Pattaya, Thailand, 4 Agustus lalu, dan menang TKO di ronde 6.
Menaikkan berat badan setidaknya ada dua alasan: dengan bertambahnya usia tentu kian sulit menjaga berat badan di kelas tersebut, dan tentu mencari peluang bagus di kelas yang baru. Daud, memang sejak 10 Juni silam sudah berusia 32 tahun dan tentu ukuran bagi petinju Indonesia tegolong cukup tua. Lantas, persaingan di kelas ringan sangat berat dengan adanya Vasyl Lomachenko (Ukraina) yang sudah menguasai tiga gelar juara dunia: WBC, WBA, dan WBO. Sedangkan, sabuk juara dunia IBF dipegang Richard Commey (Ghana).
Ternyata pindah ke kelas welter yunior/ringan super, tidak mudah peluang bagi Daud. Sebab, di kelas ini juga persaingan sangat ketat dengan adanya Jose Ramirez yang menjuarai sabuk WBC dan WBO, Regis Prograis yang menyandang sabuk WBA, dan Johs Taylor memegang sabuk IBF. Peluang Daud memang ada, tapi proses untuk menantang juara dunia atau menjadi juara dunia di kelas tersebut butuh proses panjang dan berliku. Apalagi usia Daud terus bertambah.
Maka, kini Daud terpaksa mengambil jalan pintas: merebut gelar juara IBA (International Boxing Association) dan gelar regional WBO (World Boxing Organization) Oriental kelas welter yunior/ringan super yang lowong melawan Michael Mokoena (Afrikas Selatan) di Batu, Malang, Jawa Tmur, 17 November 2019.
Setelah Daud kalah angka dari Chris John, 17 April 2011, dalam perebutan gelar juara dunia kelas bulu (57,1 kg) WBA yang disandang Chris, Daud banting setir ke badan tinju IBO (International Boxing Organization) dan menjadi juara IBO Asia Pacific dan IBO sepanjang 2010-2013. Tapi, gelar yang disandang Daud itu kurang mendapat sambutan publik tinju Indonesia dan dunia. Sebab, publik tetap menginginkan Daud menjadi juara dunia di badan tinju WBC, WBA, IBF, dan WBO sama seperti Chris John (juara dunia WBA), Ellyas Pical (juara IBF), Nico Thomas (juara IBF), dan Mohamad Rachman (juara IBF/WBA).
(TI/Martinez)