Promotor Martin Daniel & Juara baru WBA Asia Andika D’Golden Boy Sabu. Foto: rondeaktual.com
Martin Lahirkan Tiga Juara Internasional Di Tengah Badai
Tinjuindonesia.com — Tak mudah perjuangan promotor Martin Daniel melahirkan tiga petinju Indonesia menjadi juara baru internasional: Ari Agustian sebagai juara kelas ringan (61,2 kg) WBC Asia Youth setelah menang KO di ronde 2 atas Sutorn Panhom (Thailand), Andika D’Golden Boy Sabu sebagai juara kelas terbang yunior (48,9 kg) WBA Asia setelah menang Technical Decision di ronde 6 atas Romshane Sarguilla (Filipina), dan Rivo Kundimang sebagai juara IBF Pan Pacific setelah menang TKO di ronde 4 atas Ryan Sermona (Filipina).
Sayangnya, Patrick Liukhoto tak mampu mengikuti jejak rekan-rekannya sebagi juara kelas bantam (53,5 kg) WBO Oriental karena kalah TKO di ronde 9 dari petinju Filipina Vincent Astrolabio. Padahal, secara angka, Patrick sudah unggul dari ronde ke ronde. Patrick kena lucky punch (pukulan keberuntungan) di ronde 9 dari Astrolabio.
“Secara angka Patrick sudah menang mutlak, tapi mungkin dia terlalu percaya diri sehingga tidak menjaga pertahanannya dengan baik. Kesempatan itu dimanfaatkan Astrolabio dengan satu pukulan keras yang membuat Patrick goyah lalu diberondong dengan pukulan-pukulan keras lainnya sehingga wasit Nus Ririhena harus menghentikan duel karena kondisinya tak berdaya. Tapi, saya lihat Patrick masih punya potensi sangat cerah ke depan, dia masih muda, perlu kembali membangun kepercayaan dirinya, dan perlu tambah jam terbang internasionalnya,” ungkap Antonio Comia, Supervisor WBO Oriental dari Filipina kepada tinjuindonesia.com.
Astrolabio dan Michael John Palacios (pelatih Astrolabio) pun mengakui kehebatan Patrick. “Kami akui Patrick sangat keras dan berbahaya. Kalau kami tidak menang TKO, mungkin kami kalah angka. Karena kami tahu pukulan-pukulan bersih Patrick lebih baik dari kami,” ungkap Palacios dan Astrolabio kepada tinjuindonesia.com seusai duel.
Pertarungan yang berlangsung di Kampus ASMI, Pulo Mas, Jakarta Timur, Sabtu (6/4) malam, itu mendapat sambutan luar biasa dari para penikmat tinju Indonesia. Apalagi untuk pertama kalinya dalam sejarah tinju Indonesia ada empat kejuaraan internasional dengan empat badan tinju dunia yang berbeda ditampilkan dalam satu malam. “Ini sejarah, luar biasa, kita patut acungkan jempol buat promotor Martin. Apalagi ada tiga juara bisa lahir malam ini,” ungkap Lineke Lolowong, promotor tinju wanita yang kini aktif membina petinju di Sasana Mirah Bali.
Dibalik kesuksesan menggelar empat kejuaraan internasional dan melahirkan tiga juara internasional baru bagi Merah Putih, tak banyak publik yang tahu Martin harus berjuang ekstra keras untuk merealisasikannya. Itu karena sponsor utama untuk event besar bertajuk Indonesia Big Fight XII ini tak memenuhi komitmennya secara mendadak. Itu membuat Martin kesulitan mencari dana dalam waktu singkat. Apalagi event ini membutuhkan dana yang tak sedikit.
Sesungguhnya event ini hendak dibatalkan, tapi setelah melalui pertimbangan yang matang dan mendapat berbagai masukan, Martin mau tak mau melaksanakannya. Apalagi ia sudah berkomitmen dengan empat badan tinju dunia (WBC, WBA, WBO, IBF) serta mengikat seluruh petinju dari luar negeri. Martin hanya mau menjaga nama baik Indonesia di mata dunia, dan mau mengangkat prestasi anak bangsa sehingga Indonesia Big Fight XII harus dilaksanakan dengan berbagai keterbatasan yang ada pada dirinya.
“Hanya orang gila saja yang mau melaksanakan pertandingan besar seperti ini karena saya tahu butuh biaya yang sangat besar. Anda bisa bayangkan bagaimana susahnya mencari uang jika sponsor mendadak tidak mau. Makanya saya harus jujur mengatakan, kita harus acungkan jempol buat Martin yang bisa menggelar event ini di tengah badai yang dihadapinya,” ujar Lineke.
(TI/Martinez)