Albert Papilaya & Ferry Moniaga disamping jenazah Willem Papilaya. Foto: Rondeaktual/Finon Manullang
Selamat Jalan Willem, Pahlawan Tinju!
Tinjuindonesia.com — Dunia tinju Indonesia, khususnya tinju amatir kehilangan seorang putra terbaiknya: Willem Papilaya. Ia mengembuskan nafas terakhir, Senin (11/2), sekitar Pukul 11.50 WIB. Menurut Albert Papilaya, kakak kandung Willem, sehari sebelumnya almarhum mengeluh tidak enak badan, lalu sempat diperiksa di sebuah rumah sakit swasta di Bekasi, Jawa Barat.
“Karena tidak temukan penyakitnya, malamnya, Willem minta pulang ke rumah. Senin pagi Willem seperti biasa mandi, dan sarapan pagi. Tapi, sekitar Pukul 11.00 WIB, kondisi Willem drop, dan dilarikan ke RS Mitra Keluarga. Tapi, kata dokter, saat dalam perjalanan menuju rumah sakit itu Willem sudah meninggal dunia,” papar Albert kepada Tinjuindonesia.com yang melayat almarhum Willem di Rumah Duka Dharma Agung, Bekasi, Selasa (12/2).
Albert mengungkapkan adiknya meninggal dunia bukan karena serangan jantung. “Tapi, almarhum kena liver sudah cukup lama. Itu bisa dilihat kuku dan matanya kuning,” kata Albert yang sudah pasrah dengan kepergian adiknya.
Willem lahir di Ternate, Maluku Utara, 23 November 1974. Anak bungsu dari lima bersaudara (dua laki-laki dan tiga perempuan) ini adalah keluarga tinju. Kakaknya, Albert Papilaya (Kompol polisi yang saat ini bertugas sebagai Kanit Narkoba di Polda Metro Jaya), pernah mencapai perempat final (delapan besar) Olimpiade Barcelona 1992. Albert juga tujuh kali berturut-turut merebut emas di SEA Games, dan sekali meraih perak di SEA Games, rekor yang belum pernah dicapai petinju lain di Indonesia.
Willem tak mau kalah dengan kakaknya. Ia pernah mengukir prestasi yang pantas dibanggakan: perak di Asian Games Bangkok 1998 bersama rekannya, Hermensen Ballo (NTT). Prestasi itu diraih Willem dan Ballo, setelah Indonesia terakhir merebut emas di Asian Games Beijing 1990 lewat Pino Bahari.
Hebatnya, di Asian Games1998, Willem yang tampil di kelas 63,5 kg bertarung empat kali meski gagal di final. Babak pertama, menang angka atas Babak Moghimi (Iran), kedua menang RSCH atas Lu Zongwei (Cina), ketiga (semifinal) menang angka atas Densmaagiin Enkhsaikhan (Mongolia), dan keempat (final) kalah angka dari Muhammad Abdullaev (Uzbekistan).
Keterlibatannya di tinju nasional, Willem yang juga anggota Kopassus berpangkat Sersan Mayor (Serma) ini pernah membantu, mengawasi, dan memotivasi adik-adiknya saat persiapan untuk menghadapi SEA Games Myanmar 2013, di Markas Komando (Mako) Kopassus Cijantung, Jakarta Timur. Ia bertanggung jawab, dan sangat disiplin dalam menjalankan tugasnya itu sehingga adik-adiknya itu sangat segan kepadanya.
Jasad almarhum disemayamkan di Rumah Duka Dharma Agung, Jalan Baru Perjuangan No.1, Teluk Buyung, Bekasi Utara, Jawa Barat, dan dimakamkan di TPU Pedurenan, Jl. Bantar Gebang Setu, Mustika Jaya, Kota Bekasi, Rabu (13/2) siang, secara militer.
Almarhum meninggalkan seorang istri yang juga mantan petinju putri: Syane Holung. Selamat Jalan Willem, Pahlawan Tinju Indonesia! Kami insan tinju terus mengenang jasa-jasa dan prestasimu!
(TI/Martinez)