Teofimo Lopez telah kembali. Foto: ist
Usai Bekuk Campa, Teofimo Lopez Incar Josh Taylor, Regis Prograis, Jose Zepeda
Tinjuindonesia.com — Teofimo Lopez (AS), 25 tahun, sadar kesombongan takkan membuat orang bertahan lama untuk berkuasa. Ia sudah merasakan itu saat menyandang empat sabuk juara dunia di kelas ringan (61,2 kg) WBC, WBA Super, IBF, dan WBO.
Lopez jadi juara dunia IBF setelah mengalahkan juara bertahan Richard Commey (Ghana) dengan TKO di ronde 2, pada 14 Desember 2019. Belum sempat mempertahankan sabuk tersebut, Lopez langsung mendapat kesempatan unifikasi gelar dengan Vasiliy Lomachenko (Ukraina), pemegang tiga sabuk juara dunia WBC, WBA, dan WBO pada 17 Oktober 2020. Hasilnya, Lopez menang angka mutlak, namun berbau kontroversial. Sebab, secara kasat mata, Lomachenko yang lebih pantas memenangkan pertarungan.
Menyandang empat sabuk juara dunia, membuat Lopez arogan. Ia seakan melupakan jasa promotor Bob Arum yang mengantarkannya merebut empat sabuk tersebut. Untuk duel berikutnya, ia pasang tarif 5 juta dolar AS. Itu membuat Arum berang karena dalam situasi pandemi covid-19 tak ada promotor yang mampu membayar sebesar itu. Apalagi popularitas Lopez belum begitu dikenal.
Akibatnya Arum melepaskan hak promotornya di pasar bebas. Sehingga untuk pertarungan Lopez berikutnya melawan George Kambosos Jr (AS) terpaksa dilelang. Tak heran Lopez mendapatkan bayaran yang jauh lebih kecil. Tak cuma itu, ia juga kalah angka dari Kambosos Jr, dan semua sabuknya melayang.
Setelah kekalahan itu, Lopez kembali menata karirnya dari bawah. Sabtu (13/8) atau Minggu (14/8) WIB di Resorts World Las Vegas, Las Vegas, Nevada, AS, ia berduel non-gelar di kelas welter yunior (63,5 kg) melawan Pedro Campa (Meksiko). Hasilnnya, Lopez menang TKO di ronde 7.
Dengan modal kemenangan itu, Lopez langsung mengincar juara sejati kelas welter yunior dari Josh Taylor (Skotlandia), Regis Prograis (AS), dan Jose Zepeda (AS).
“Kami menginginkan Josh Taylor. Kami menginginkan orang-orang ini,” kata Lopez kepada Bernardo Osuna dari ESPN setelah kemenangan. “Kami ingin [Regis] Prograis. Kami ingin [Jose] Zepeda. Kami ingin semua sabuk. Kami ingin menjadi juara [dunia] dua kali.” “Saya berada di 135 pound (61,2 kg) selama sembilan tahun,” “Itu membunuh tubuh saya, sejak saya masih remaja, man.”
Prograis dan Zepeda telah diperintahkan untuk memasuki pembicaraan perebutan gelar WBC yang baru-baru ini dikosongkan oleh Taylor. Selain Zepeda-Prograis yang sedang dibahas, pertarungan dengan Taylor tampaknya merupakan opsi berikutnya yang tidak mungkin bagi Lopez.
Taylor sebelumnya mengincar pertandingan ulang dengan Jack Catterall dari Inggris, di mana ia nyaris tidak bisa bersaing melalui keputusan split yang kontroversial pada 26 Februari di Glasgow. Sebelum dia bisa melakukan itu, bagaimanapun, dia harus menghilangkan dilema dari untuk pertahankan gelar IBF yang diperintahkan melawan penantang wajib Jeremias Ponce yang sekarang menjadi subjek lelang pada 23 Agustus.
“Kami sudah berada di 135 pound selama sekitar sembilan tahun. Itu membunuh tubuh saya sejak saya masih remaja,” kata Lopez. “Saya baru berusia 25 tahun. Saya bersyukur atas kembalinya sekarang. Saya sudah memberitahu kalian semua, jangan sebut ini comeback. Ini adalah pengambilalihan, pengambilalihan,” tegas Lopez yang membukukan rekor 17 (13 KO)-1-0.
(TI/Martinez)