Marvin Hagler (5): Jadi Pengecut Saat Melawan Roberto Duran
SETELAH delapan kali KO/TKO berturut-turut, publik mengharapkan Marvin Hagler berjibaku dengan Roberto Duran (Panama) yang lagi naik daun setelah merebut sabuk juara dunia kelas welter super/menengah yunior (69,8 kg) WBA melawan Davey Moore dengan TKO (16 Juni 1983).
Duel Hagler-Duran pun berlangsung di Caesars Palace, Las Vegas, Nevada, AS, 10 November 1983. Hagler yang sedang di puncak kejayaannya difavoritkan 4-1 dalam pasar taruhan. Lantaran itu Hagler mendapat bayaran jauh lebih tinggi 5 juata dolar AS, ketimbang Duran yang hanya memperoleh 1,5 juta dolar AS.
Pertarungan itu ditayangkan di televisi sirkuit tertutup di 400 lokasi dengan tiga juta kursi. Ada juga televisi bayar-per-tayang (pay-per-view) di Chicago dan Los Angeles. Ada kerumunan sekitar 14.600 di luar Caesars Palace. Luar biasa antusiasme penonton terhadap pertandingan tersebut yang memperebutkan tiga sabuk juara dunia bergengsi di kelas menengah (72,5 kg): WBC, WBA, dan IBF.
Duel yang berlangsung 15 ronde berlangsung ketat dan seru setiap ronde. Mulai ronde 13, Hagler mulai memperlihatkan tajinya dengan unggul satu poin. Itu terus berlangsung sepanjang sisa ronde. Kendati demikian, mata kiri Hagler bengkak dihajar Duran. Tapi, itu tak menyurutkan Hagler untuk terus melakukan perlawanan hingga titik darah penghabisan. Dan, akhirnya Hagler menang angka mutlak atas Duran.
Hasil itu tak memuaskan para penikmat tinju yang berharap Hagler bisa memukul KO/TKO Duran. Bahkan, ada yang berkomentar bahwa sebelumnya Hagler menang relatif mudah karena melawan petinju-petinju yang tak punya nama. Dan, apa yang dikatakan Duran setelah pertandingan pun senada dengan mereka yang menghendaki kemenangan KO/TKO.
“Dia katakan untuk datang untuk merobek kepala saya, tetapi ketika dia melihat bahwa saya bisa memukulnya dengan keras, dengan kekuatan penuh, dia menjadi takut dan menjadi pengecut. Itu sebabnya dia tidak mengambil terlalu banyak peluang dan mencampuradukkannya dengan saya. Semua orang mengatakan dia perusak, tetapi ketika dia memukul saya, dia tidak melakukan apa pun terhadap saya. Pukulannya sama sekali tidak melukai saya. Dia ketakutan setiap kali dia melakukan jab karena saya bisa mendapatkan balasan yang berbahaya. Itu sebabnya dia sangat menahan diri,” ujar Duran.
Apa kata Hagler? “Sepertinya semua orang kecewa karena saya tidak menjatuhkannya. Saya sendiri merasa seperti itu. Tapi dia tidak terlalu rentan terhadap KO. Sulit untuk memukulnya dengan pukulan keras…. tidak mudah menyerang pria seperti Roberto Duran. Mengapa mengambil hukuman yang tidak perlu kecuali Anda harus melakukannya? Saya sudah efektif dan memenangkan pertarungan, jadi saya tidak harus masuk ke sana dan mengambil hukuman untuk mengebom dia sampai KO.”
Setelah pertandingan itu, sebagian orang mengakui Hagler sebagai petinju terbaik kelas menengah, tapi sebagian lagi tak terlalu yakin dengan kemampuannya untuk bertahan lama. Apalagi saat itu mulai disebut-sebut Sugar Ray Leonard adalah lawan yang paling ideal bagi Hagler untuk membuktikan diri.
Dan, selanjutnya bagaimana Hagler akan berhadapan dengan Leonard.
Bersambung….
(TI/Martinez)