Manny Pacquiao (kiri) vs Yordenis Ugas Foto: Ryan Hafey/PBC
Taktik dan Strategi Yordenis Ugas Hancurkan Legenda Pacquiao
Tinjuindonesia.com — Malam ini di Las Vegas, AS, atau siang ini di Filipina, seharusnya menjadi puncak perayaan dari semua pencapaian hebat Manny ‘Pacman’ Pacquiao, 42 tahun, juara dunia di delapan kelas berbeda dalam empat dekade, dan menjadi seorang superstar di seluruh dunia.
Tapi, Yordanis Ugas, 35 tahun, merusak semua rencana sang legenda itu. Pun merusak semua pasar taruhan dan berbagai perdiksi yang mengungulkan Pacquiao. Ugas (Kuba) yang tinggal di Miami, AS, datang sebagai underdog meski menyandang sabuk juara dunia kelas welter (66,6 kg) WBA Super, Ugas benar-benar mengejutkan Pacman dan publik tinju dunia, khususnya penonton yang berada di arena duel T-Mobile Arena, Las Vegas, Nevada, AS, Sabtu (21/8) malam.
Dalam tayangan langsung di Indosiar, Minggu (22/8) pagi menjelang siang WIB, Ugas yang punya waktu efektif 11 hari mempersiapkan diri — menggantikan Errol Spence Jr yang retina mata kanannya robek — bermain taktis, tenang, tidak terbawa arus permainan Pacquiao untuk bermain dalam jarak dekat, konsisten menjaga pertahanan (double cover), menyerang/memukul di saat yang tepat sehingga pukulan-pukulan (kecepatan dan bobotnya baik) yang dilontarkan mengenai sasaran dengan tepat, pandai menggunakan tinggi badan dan jangkauan yang lebih panjang, reaksi terhadap pukulan sangat baik, pandai menghindar dengan sedikit menarik badan atau side step dan back step-nya sangat baik sehingga membuat Pacquiao sulit sekali mengurung untuk berjual beli pukulan dalam jarak dekat.
Itu pula yang membuat Pacquiao harus mengakui kehebatan lawan karena kakinya capek untuk mengurung Ugas yang pintar menghindar. Dan, itu memang sudah dipersiapkan dengan baik oleh Ugas dan pelatihnya, Ismael Salas. Mereka mengantisipasinya dengan berlatih tanding dengan dua petinju kidal hebat dari Kuba, Robeisy Ramirez dan Claudio Morrero. Bahkan, Salas sempat mengatakan dirinya tak bisa tidur saat mendapat kabar mendadak anak asuhnya mendapat kesempatan melawan Pacquiao. Ia tak bisa tidur karena memikirkan dan menganalisa bagaimana caranya atau menerapkan taktik dan strategi yang jitu untuk mengalahkan Pacquiao.
Secara teknik tak perlu meragukan Ugas untuk diarahkan oleh Salas karena memang sangat matang di amatir sebagai peraih medali medali perak di Olimpiade dan meraih emas di Kejuaraan Dunia AIBA 2005 bagi negaranya Kuba, dan selama di amatir lebih dari 500 kali bertanding. Kemampuan teknis serta pengalaman amatir yang baik itulah yang dipertontonkan Ugas saat meladeni Pacquiao.
Alhasil, Ugas berhasil memenangkan pertandingan secara mutlak: 115-113, 116-112, 116-112, dan mempertahankan sabuk juara dunia kelas welter (66,6 kg) WBA Super kali pertama. Ia sebelumnya dipandang sebelah mata karena penampilannya tak se-impresif sekarang. Kini, Ugas yang membukukan rekor 27 (12 KO)-4-0 bersanding bersama elit kelas welter lainnya: Errol Spence Jr (juara WBC dan IBF), Terrence Crawford (juara WBO).
Sementara Pacquiao yang wajahnya tampak bengkak-bengkak dihajar Ugas, akan memutuskan masa depannya pekan depan, apakah akan terus bertinju atau pensiun, dan apakah akan maju sebagai calon Presiden Filipina atau tidak tahun depan. Kita tunggu saja!
(TI/Martinez)