Sunan Amoragam Foto: Martin Boxing Channel
Perunggu Asian Games Jadi Modal Besar Sunan Amoragam di Ring Pro
Tinjuindonesia.com — Nama Sunan Amoragam, 23 tahun, tak asing lagi di tinju amatir Indonesia. Popularitasnya kian melejit tatkala merebut medali perunggu Asian Games 2018 di Jakarta. Ia dan petinju wanita Huswatun Hasanah sedikit menyelamatkan muka Indonesia. Huswatun yang tampil di kelas ringan (60 kg) peroleh perunggu setelah di semifinal kalah angka dari petinju Thailand, Sudaporn Seesondee, yang di Olimpiade Tokyo 2020 lalu, raih perunggu.
Sedangkan, Sunan di semifinal kalah angka dari petinju tangguh Uzbekistan, Mirazizbek Mirzakhalilov. Maka, Sunan hanya mampu mempersembahkan medali perunggu bagi Indonesia di kelas bantam (56 kg).
Kini, anak pertama dari pasangan Amoragam Hi Hamzah-Maryam Ahmad, jadikan perunggu itu sebagai kenangan terindah dalam perjalanannya di amatir. Tapi, itu jadi modal besar untuk meniti karir barunya di ring profesional. Umumnya petinju yang sukses (juara dunia) di jalur pro, punya prestasi bagus di amatir. Sunan punya potensi besar untuk itu. Sunan juga menjadi petinju pertama Indonesia yang meraih perunggu Asian Games masuk tinju bayaran.
Sesungguhnya Sunan belum mau tinggalkan dunia amatir yang telah membesarkan namanya. Bahkan, ia masih mau berbuat yang terbaik bagi daerahnya, Maluku Utara (Malut), di PON Papua. Apalagi ia sudah kantongi tiket ke PON tersebut dan telah mempersiapkan diri dengan baik.
Tapi, karena hubungannya dengan Pengprov PERTINA Malut kurang harmonis, membuatnya tak bisa bertahan lama di amatir. Jelas, ini bisa menjadi kerugian bagi daerahnya karena Sunan masih punya potensi besar merebut emas. Di PON Jawa Barat 2016, Sunan mempersembahkan medali emas bagi Malut.
Hengkangnya Sunan dari amatir jadi keuntungan bagi tinju pro. Ia menjadi penambah energi baru di tengah lesunya prestasi tinju profesional setelah era Ellyas Pical, Nico Thomas, Mohamad Rachman, dan Chris John, jadi juara dunia. Tapi, ada catatannya, Sunan harus ditangani dengan manajemen yang baik dan profesional. Pun Sunan mau berlatih keras, disiplin, dan tidak neko-neko.
Memilih promotor internasional Martin Daniel dan Hengky Silatang (pemilik HS Boxing Gym Indonesia), langkah yang tepat. Sebab, promotor Martin punya reputasi baik menyelenggarakan berbagai pertandingan nasional maupun internasional. Banyak juara nasional dan juara internasional telah ditelorkannya selama 15 kali membuat pertandingan sepanjang empat tahun terakhir.
Hanya juara dunia yang belum dilahirkannya sehingga itu membuatnya terus gregetan. Sunan jadi salah satu target yang bisa mencapai impiannya itu. Apalagi Sunan berada di kelas bulu (57,1 kg) yang berpotensi besar jadi juara dunia.
HS Boxing Gym Indonesia punya sarana latihan cukup lengkap dan memiliki banyak lawan latih tanding, baik petinju amatir dan profesional. Jika Sunan memanfaatkan sarana ini dengan baik, disiplin, dan profesional, maka harapannya meraih sabuk juara dunia bisa tercapai.
SUNAN & DATA DIRI
Nama : Sunan Amoragam
Kelahiran : Ternate, Maluku Utara, 9 Oktober 1997
Anak ke : Pertama dari Empat Bersaudara
Orang Tua : Amoragam Hi Hamzah (ayah) – Maryam Ahmad (ibu)
Kelas/Berat : bulu (57,1 kg)
Debut Pro : 28 Oktober 2021 melawan Kontantinus Matakur
Prestasi Amatir: Emas Kejurnas Youth 2013 di Ternate, Emas Kejurnas Youth 2013 di Tangerang + The Best Boxer, Emas Kejurnas Youth 2015 di Ternate + The Best Boxer, Emas PON di Jawa Barat 2016, Emas Kejurnas Elite di Bangka Belitung 2017 + Petinju Favorit, Emas Pra-PON di Ternate 2019, Emas Malaysia Open 2017, Perunggu Kings Cup di Thailand 2018, dan Perunggu Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.
(TI/Martinez)
One comment on “Perunggu Asian Games Jadi Modal Besar Sunan Amoragam di Ring Pro”
Mantulll👍