Aser Kewas Tuama usai menang KO atas DJ.Langolday Foto: MBC
Aser Kewas Tuama Bakal Bersinar ke Depan!
Tinjuindonesia.com — Jakarta Big Fights XIV yang dipomotori Martin Daniel dan Machmaker Syarifudin Lado menampilkan 14 partai tinju pro di Balai Sarbini, Jakarta, Sabtu (29/5), umumnya berkualitas baik sehingga pertarungan yang mereka sajikan enak dan layak ditonton. Dari 28 petinju yang ditampilkan itu, salah satu petinju yang menjadi sorotan adalah Aser Kewas Tuama, 20 tahun, dari Navas BC Jakarta.
Ia baru pertama tampil di ring bayaran melawan DJ.Langolday, 22 tahun, dari Bobosaun Likibere BC NTT, tapi cukup memukau. Sehari sebelumnya, saat timbang badan, Langolday kelebihan berat badan 7 ons. Ia tak mampu menurunkan berat setelah diberi kesempatan waktu oleh Federasi Tinju Profesional Indonesia. Maka, terjadilah negosiasi antara kedua kubu dan sepakat untuk bertanding.
Aser dan Langolday bertarung di kelas terbang (50,8 kg) 4 ronde di partai yang ke-11. Ronde pertama berlangsung, Aser yang bergaya kidal itu langsung melakukan tekanan dan menghujani Langolday dengan kombinasi pukulan yang cepat dan keras. Langolday sempat memberikan perlawanan, tapi Aser tak memberi kesempatan dan akhirnya mengakhiri perlawanan Langolday dengan KO di ronde 1.
Ini awal yang baik bagi perjalanan karir Aser. Ia mulai membuktikan sebagai mantan petinju amatir berkualitas yang bisa menjadi harapan keluarga, promotor Martin Daniel dan manajer Navas BC Jakarta, serta pelatih Yunus Tiran. Sebelum masuk pro, Aser termasuk salah satu petinju andalan Sulawesi Utara dibawah asuhan almarhun Yoce Mada (pelatih), Ilham Lahia, dan Melky Lelengboto. Aser sempat ikut seleksi pra-PON Papua, tapi tak lolos. Ia kecewa dengan hasil yang diraihnya saat pra-PON itu.
Lantaran itu, ketika promotor Martin Daniel yang juga Bos Navas BC Jakarta menawarkan masuk pro, Aser dan keluarganya menyetujui. Dan, persiapan Aser untuk menghadapi Langolday kurang lebih hanya satu bulan. Tapi, karena basic amatirnya bagus, tim pelatih tak banyak memolesnya. “Kami hanya menambah kecepatan dan kekuatannya, serta fisik dan stamina, karena ini profesional. Perlahan-lahan kita akan perbaiki mana yang perlu, dan mana yang nggak perlu,” ujar Yunus mantan petinju yang juga pelatih cukup andal itu.
Ya, memang banyak hal harus diperbaiki, terutama emosi, irama permainan, pertahanan, fisik dan stamina terus digenjot, reaksi, kecepatan dan kekuatan pukulan terus ditingkatkan. Apalagi Aser mau berlatih keras, disiplin, rendah hati, tak neko-neko, serta didukung dengan tim yang solid dan profesional, diyakini bakal bersinar ke depan sehingga harapan menjadi juara dunia tercapai.
Martin melihat potensi Aser itu sehingga secara bertahap akan terus mempertandingkan Aser mulai 4 ronde, 6 ronde, 8 ronde, 10 ronde, dan 12 ronde. Ini adalah jenjang yang tepat menuju tangga juara dunia seperti yang dilakukan saat ini promotor AS Al Haymon dari Primier Boxing Champions dan TGB Promotions (Tom Brown). Mereka membina petinju berusia muda dari amatir secara bertahap hingga sekarang memiliki banyak juara dunia. Tidak ada karbitan atau dipaksakan karena itu
Itu juga yang dilakukan Guru Besar Tinju Indonesia (almarhum) Boy Bolang dan (almarhum) Herry ‘Aseng’ Sugiarto. Boy melahirkan Ellyas Pical jadi juara dunia kelas bantam yunior (52,1 kg) IBF, dan Chris John sebelum juara dunia kelas bulu (57,1 kg) WBA, melalui program Sabuk Emas RCTI mulai dari 4 ronde, 6 ronde dan seterusnya, lalu pindah ke (almarhum) Daniel Bahari dan dilanjutkan di Gelar Tinju Profesional Indosiar hingga Chris John jadi juara dunia WBA. Sedangkan, Aseng melahirkan Mohamad Rachman jadi juara dunia kelas terbang mini IBF bersama Sabuk Emas RCTI.
“Aser punya potensi besar, dan kita arahkan dia secara bertahap. Asalkan dia mau disiplin, berlatih keras, dan tidak cepat puas. Saya juga terus memantau petinju-petinju lain yang punya potensi besar untuk mengangkat prestasi tinju Indonesia. Kalau memang dia berpotensi, saya akan orbitkan,” tutur Martin yang menjadi promotor pertama Indonesia menggelar empat kejuaraan internasional dengan empat badan tinju dunia yang berbeda: WBC, WBA, IBF, dan WBO pada 6 April 2019 di Kampus ASMI, Pulo Mas, Jakarta Timur.
(TI/Martinez)