Toto Landero diantara pelatih & manajer. Foto: Philboxing
Toto Landero Diantara Prahara Prestasi Tinju Pro Indonesia
Tinjuindonesia.com — Petinju-petinju Filipina yang bertanding di Indonesia dan sebaliknya petinju-petinju Indonesia bertanding di Filipina tak terhitung lagi. Namun, harus diakui belakangan prestasi tinju Filipina jauh lebih mentereng dibanding Indonesia. Apalagi mereka punya megabintang Manny ‘Pacman’ Pacquiao.
Bahkan, sekarang Filipina punya empat juara dunia: Pacquiao (Champion in recess WBA), John Riel Casimero (juara kelas bantam WBO), Jerwin Ancajas (juara bantam yunior IBF), dan Pedro Taduran (juara kelas terbang mini IBF). Dan, satu juara dunia sementara (interim) WBC di kelas bantam, Reymart Gaballo.
Indonesia setelah Chris John, tak punya juara dunia lagi. Daud Yordan yang diharapkan seperti Chris John tak kunjung tiba. Pun lapisan berikutnya seperti Andika Sabu dan Ongen Saknosiwi tak juga beranjak dari posisinya masing-masing. Kini, Tibo Monabesa diharapkan seperti Chris John, Mohamad Rachman, Nico Thomas, dan Ellyas Pical. Tapi, itu masih butuh proses lama. Sementara usia Tibo terus bertambah. Pada 10 Juni nanti, sudah 31 tahun.
Tapi, tak ada pilihan lain. Di tengah situasi pandemi covid-19, Tibo yang punya kesempatan untuk memperebutkan sabuk regional WBC International kelas terbang yunior/terbang ringan (48,9 kg) yang lowong menghadapi petinju Filipina Toto Landero di Balai Sarbini, Jakarta, Sabtu (10/4).
Promotor Armin Tan yang juga pelatih dan manajer Tibo harus nekad menggelar pertandingan buat petinjunya karena usia produktifnya di tinju kian sempit. Ia melihat peluang cukup besar bagi Tibo menantang juara dunia WBC yang berasal dari Jepang, Kenshiro Teraji. Tapi, Tibo harus juara dulu di WBC International agar posisi tawarnya ke sang juara dunia dan WBC lebih kuat, meskipun Tibo saat ini peringkat 6 dunia WBC.
Mampukah Tibo mengatasi Landero, 25 tahun? Di atas kertas, Tibo memang lebih baik. Apalagi Tibo punya pengalaman menghadapi enam petinju Filipina dan semuanya dikalahkan. Jadi, petinju Filipina bukan barang baru bagi Tibo. Cuma, Landero agak beda dengan petinju Filipina lainnya yang dikalahkan Tibo.
Landero punya pengalaman memperebutkan sabuk juara dunia kelas terbang mini WBA melawan juara bertahan Thammanoon Niyomtrong (Thailand) pada 6 Maret 2018 di Chonburi Provincial Ground, Chonburi, Thailand. Landero kalah angka mutlak, tak sampai KO/TKO. Pun pada 22 Juli 2018 di Walter Sisulu University, Umtata, Afrika Selatan (Afsel), Landero melawan juara kelas terbang mini IBO Simpiwe Konkco (Afsel). Hasilnya, Landero kalah angka mutlak, tidak sampai KO/TKO.
Dua pengalaman itu dijadikan modal untuk melawan Tibo. Ditambah usianya yang lebih muda 5 tahun, dan semangat bertandingnya yang luar biasa. Landero yang bergaya ortodoks dengan tinggi badannya hanya 160 cm akan terus menekan dalam jarak dekat. Harus diingat, umumnya petinju-petinju Filipina memiliki kualitas lebih baik dari kita. Jika Tibo mengantisipasinya dengan baik dan menjaga pertahanan dengan ketat, kemenangan bisa diraih. Kini, Landero membukukan rekor 11 (2 KO)-4 (1 KO)-2.
(TI/Martinez)