Sugar Ray Leonard vs Roberto Duran II Foto; ist
Sugar Ray Leonard (4): ‘No Mas, Kata Roberto Duran’
USAI rebut sabuk juara dunia kelas welter (66,6 kg) WBC dari Wilfred Benitez, Leonard mempertahankan sabuk tersebut kali pertama melawan Dave ‘Boy Green (Inggris) di Capitol Center, Landover, AS, 31 Maret 1980. Pertandingan itu cukup mudah bagi Leonard karena hanya butuh empat ronde menang KO.
Bagi tim Leonard itu dianggap duel pemanasan (tune up) menuju pertarungan sesungguhnya melawan petinju Panama yang lagi naik daun Roberto ‘Manos de Piedra’ Duran, juara dunia kelas ringan (61,2 kg) WBA dan WBC. Duel Leonard-Duran sangat prestise (prestisius), dan mempertaruhkan gengsi AS dan Panama. Promotor Don King dan Bob Arum membawa pertandingan itu ke Olympic Stadium, Montreal, Kanada, 20 Juni 1980.
Tempat yang dianggap netral, tapi bagi Leonard itu tempat bersejarah karena saat ia merebut medali emas di Olimpiade 1976, di tempat tersebut. Ia ingin mengukir kembali sejarah disitu. Maka, publik pun sangat antusias dengan kehadiran Leonard, apalagi duel besar Leonard-Duran dihelat disitu. Sebanyak 46.317 penonton (umumnya fans Leonard) menyaksikan langsung duel tersebut. Tak heran, pasar taruhan lebih memfavoritkan Leonard 9:5.
Pertandingan itu ditayangkan di televisi sirkuit tertutup (closed circuit) di 310 lokasi di AS dan Kanada, serta pada sistem jaringan televisi kabel bayar-per-tayang (pay-per-view) di Los Angeles, California, dan Columbus, Ohio, AS. Leonard sebagai juara bertahan mendapat bayaran lebih tinggi 7,5 juta dolar AS atau Rp 106,5 miliar (kurs dolar AS @ Rp 14.200), dan Duran memperoleh 1,5 juta dolar AS atau Rp 21,3 miliar.
Bayaran itu belum termasuk dari persentase dari tiket masuk, closed circuit, PPV, tayangan televisi satelit ke berbagai negara, sponsor, iklan, dan Dewan Instalasi Olimpiade yang membayar fee 3,5 juta dolar AS karena menggelar pertandingan di Montreal.
Pertarungan berlangsung ketat dan alot dari ronde ke ronde. Leonard yang sudah diperintahkan pelatih Angelo Dundee untuk tidak bertanding di tali ring justru sebaliknya. Padahal, itu strategi Duran menguasai Leonard yang terkenal licin. Leonard telah terperangkap dengan pola permainan Duran. Alhasil Leonard kalah angka mutlak: 145-144 (Harry Gibbs), 148-147 (Angelo Poletti), 146-144 (Raymond Baldeyrou). Publik tinju pun kecewa dengan kekalahan Leonard.
Tak puas dengan hasil itu dan penikmat tinju dunia mendesak segera diadakan duel ulang. Maka, pada 25 November 1980, di Superdome, New Orleans, Louisiana, AS, promotor Don King mengadakan pertandingan ulang. Sebelum tanding ulang petaka menimpa tim Leonard. Dave Jacobs, salah satu pelatih Leonard sejak di amatir, mengundurkan diri karena Leonard dianggap terburu-buru untuk duel ulang.
Jacobs ingin anak asuhnya itu bertanding beberapa kali lagi (sebagai tune up) baru tarung ulang. Tapi, Leonard bersikeras dan pertandingan ulang segera terjadi. Jacobs tetap pada pendiriannya: mengundurkan diri.
Karena bukan juara dunia lagi, Leonard dibayar lebih rendah 7 juta dolar AS atau Rp 99,4 miliar, sedangkan Duran dibayar 8 juta dolar AS atau Rp 113,6 miliar. Tapi, pasar taruhan justru mengunggulkan Leonard 6:5. Pertandingan ini juga disiarkan melalui televisi sirkuit tertutup di 345 lokasi di AS dan Kanada, dan disiarkan ke 60 negara melalui televisi satelit.
Sedangkan, tiket yang dijual di arena duel mulai dari 40 dolar AS atau 568 ribu sampai 1.000 dolar AS atau Rp 14,2 juta. Penghasilan dari penjualan tiket memperoleh 3 juta dolar AS atau Rp 42,6 miliar. Penonton yang menyaksikan langsung duel itu sebanyak 25.038 orang. Kemudian, penghasilan dari sirkuit tertutup sebesar 38 juta dolar AS atau Rp 539,6 miliar. Pemasukan dari yang lain-lain tak diungkapkan.
Duel ulang berlangsung dramatis. Duran yang di pertandingan pertama cukup mendominasi, kali ini dibuat mati kutu. Ketika Duran mencoba menggiring Leonard ke tali ring seperti di duel pertama, ia tak terpancing dan segera keluar untuk bermain di tengah ring. Itu membuat Duran frustrasi, dan justru sering terkena pukulan-pukulan cukup telak dari Leonard.
Di ronde 7, Leonard melontarkan pukulan paling berkesan malam itu. Memutar tangan kanannya, seolah hendak melempar bolo, dia tiba-tiba melepaskan pukulan jab kiri mengenai wajah Duran hingga memerah. “Matanya berair,” kata Leonard.
Setelah membodohi Duran, Leonard terus mengejek Duran tanpa ampun. Dia menjulurkan dagunya, mengundang Duran untuk memukulnya. Tapi, Duran ragu-ragu. Leonard terus melakukannya, bergerak, berhenti, lalu memukul. Leonard kembali menyarangkan dua pukulan telak hook kiri dan kanan. Beruntung bel cepat berbunyi dan ronde 7 selesai.
Di ronde 8, Leonard kembali melakukan hal yang sama dan membuat Duran kian frustrasi. Puncaknya di akhir ronde 8, ketika Duran membelakangi Leonard dan berhenti, lalu berkata kepada wasit Octavo Meyran, ‘No Mas.’ Dalam bahasa Inggris No more, dalam bahasa Spanyol No Mas yang artinya Tidak Lagi. Wasit pun menghentikan duel pada menit 2:44, dan memberikan kemenangan TKO kepada Leonard. Ia pun kembali menyandang sabuk juara dunia WBC.
Setelah pertandingan, timbul kesimpangsiuran mengenai kekalahan Duran. Sebuah laporan beredar di sekitar ring bahwa Duran tidak berhenti, tapi wasit gagal paham apa yang dimaksudkan Duran. Beberapa menit kemudian, Presiden WBC Jose Sulaiman berkata, “Roberto mengatakan kepada saya bahwa ketika dia melempar tangan kanan di ronde itu, sesuatu terjadi pada bahunya.”
Sementara Duran mengatakan kepada media bahwa dia berhenti karena perutnya kram. “Saya makan terlalu banyak. Saya makan makanan panas dan minum jus dingin. Itulah yang menyebabkan kram. Itu sebabnya saya berhenti bertanding,” ungkap Duran dalam wawancara dengan jurnalis Bill Brubaker, yang muncul di International Boxing edisi Juni 1981.
“Saya sebenarnya ingin berhenti di ronde kelima karena seluruh tubuh saya terasa lumpuh, saya mengalami kram perut. Saya merasa lamban, lelah, dan saya tidak berkeringat. Dan, saya tidak cukup bernapas. Masuk ke ronde delapan, saya merasa bisa melakukan tipu muslihat jika saya melanjutkan,” akunya.
Carlos Eleta, manajer Duran mengungkapkan, “Duran meledak pada saat itu, tidak menyadari apa yang harus dia lakukan. Dia sangat marah karena Sugar Ray mengolok-oloknya. Jadi, pada saat itu, di ronde kedelapan, dia berkata, “Persetan dengan orang ini. Dia mengolok-olok saya dan saya tidak akan bertanding lagi.” Perut Kram? Mungkin itu benar, mungkin tidak. Tapi, Duran tidak berhenti karena perut kram. Dia berhenti karena malu. Saya tahu ini. Roberto menangis setelah pertarungan saat saya membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Di dalam mobil, dia berkata kepada saya, “Saya malu pada diri saya sendiri. Seharusnya saya tidak melakukan itu. Itu bukan saya. Saya tidak bangga pada diri saya sendiri.”
Dan, bagaimana komentar Leonard? “Saya melakukan semua apa yang saya katakan, dan dia tidak bisa menerimanya. Dia frustrasi, bingung. Saya melakukan semua yang saya bisa membuanya frustrasi, seperti jam yang ditutup terlalu ketat. Saya membuatnya terpaksa berhenti. Membuat seseorang berhenti, membuat Roberto Duran berhenti, itu lebih baik daripada menjatuhkannya.”
Bersambung…
(TI/Martinez)
One comment on “Sugar Ray Leonard (4): ‘No Mas, Kata Roberto Duran’”
Pertarungan epic antara Four Kings memang menarik .. dan menarik lagi untuk selanjutnya mengulas kisah Roberto Duran, Marvin Hagler dan Thomas Hearns sebagai 1 rangkaian.
Saya suka dengan ulasan legenda tinju dunia ini. Top dah.