Marvelous Marvin Hagler Foto: Sports Illustrated
In Memoriam Legendaris Marvelous Marvin Hagler!
Tinjuindonesia.com — Dunia tinju dikejutkan dengan berita duka meninggalnya legendaris tinju kelas menengah (72,5 kg) Marvelous Marvin Hagler di usianya yang ke-66, Sabtu (13/3) atau Minggu (14/3) WIB. Terkejut karena selama ini tak terdengar Marvelous mengeluh apalagi mengalami sakit. Bahkan, keluarganya pun tak menyangka Hagler begitu cepat meninggalkan mereka.
“Saya minta maaf untuk membuat pengumuman yang sangat menyedihkan. Hari ini suamiku tercinta Marvelous Marvin meninggal secara tak terduga di rumahnya di sini di New Hampshire. Keluarga kami meminta Anda menghormati privasi kami selama masa sulit ini. Dengan cinta, Kay G. Hagler,” demikian isi pesan istri Marvelous di halaman facebook-nya.
Salah satu putra Hagler, James, mengabarkan ayahnya sempat dibawa ke rumah sakit pada Sabtu pagi setelah mengalami masalah di pernapasan dan nyeri dada. Namun, tak merinci apa nama penyakitnya.
Bicara Hagler yang bergaya kidal itu terlalu banyak hal positif yang ditinggalkannya. Dan, banyak sekali penghargaan yang telah diraihnya. Sejak terjun ke profesional, 18 Mei 1973, melawan Terry Ryan (Hagler menang KO), namanya mulai hangat dibicarakan sebagai bintang masa depan. Padahal, prestasinya di amatir biasa-biasa saja. Itu pun hanya juara di level nasional AAU Tournament.
Perjalanan karir petinju dari Newark, New Jersey, AS, itu cukup panjang untuk mencapai juara dunia. Di duel-nya yang ke-54, Hagler baru mendapat kesempatan memperebutkan sabuk juara dunia kelas menengah WBC dan WBA melawan juara bertahan Vito Antuofermo (Italia) di Caesars Palace, Sports Pavilion, Las Vegas, Nevada, AS, 30 November 1979. Sayang, cita-citanya juara dunia tak tercapai karena hasil split draw (seri tipis). Artinya Antuofermo tetap juara.
Di duelnya ke-58, ketika Antuoferma tak lagi menyandang dua sabuk itu, baru Hagler tampil sebagai juara dunia. Dalam laga perebutan sabuk juara dunia WBC dan WBA melawan juara bertahan Alan Minter (Inggris) di Wembley Arena, Wembley, Inggris, 27 September 1980, Hagler menang TKO di ronde 3. Kemenangan meyakinkan itu mengantarkannya ke singgasana sebagai dunia baru WBC dan WBA.
Saat mempertahankan sabuknya tersebut kali ketiga melawan Mustafa Hamsho, 3 Oktober 1981, di Rosemont Horizon, Rosemont, AS, pertama kalinya Hagler mendapatkan bayaran paling tinggi sepanjang karirnya sebesar 1 juta dolar AS. Bayaran itu sebanding dengan kemenangan TKO di ronde 11 atas Mustafa.
Pada 2 April 1982, Hagler resmi mengganti nama depannya Marvin Hagler (biasa dipanggil) menjadi Marvelous Marvin Hagler. Marvelous artinya Luar Biasa. Nama aslinya Marvin Nathaniel Hagler. Ia mengganti karena kecewa ketika ABC TV menolak untuk memperkenalkannya sebagai “Marvelous Marvin” sebelum mempertahankan gelarnya melawan William ‘Caveman’ Lee pada 7 Maret 1982, yang dimenangkannya dengan TKO di ronde pertama.
Produser eksekutif ABC Sports Alex Wallau mengatakan kepada Petronellis, “Jika dia ingin dipanggil Marvelous Marvin di ABC, katakan kepadanya untuk pergi ke pengadilan dan mengubah namanya.” Dan, Hagler benar ke Pengadilan lalu mengubah nama depannya.
Kala Hagler ingin mempertahankan dua sabuknya melawan Wilford Scypion di Civic Center, Providence, AS, 23 Mei 1983, WBC dan WBA sepakat mencopot sabuk tersebut dari Hagler. Alasannya ada persoalan mengenai 15 ronde, dan masalah ofisial ring yang ditempatkan. Kemudian, Hagler banting setir memperebutkan sabuk IBF yang lowong melawan Scypion, alhasil menang KO di ronde 4 dan ia jadi juara baru IBF. Perlu diketahui, IBF saat itu baru berdiri atau dibentuk.
Saat menyandang sabuk IBF, publik menginginkan Hagler berjibaku dengan Roberto Duran yang sedang jaya-jayanya. Keinginan itu dipenuhi pada 10 November 1983 di Caesars Palace, Las Vegas. Ada tiga sabuk juara dunia yang diperebutkan dalam tarung itu. Hagler juara IBF, dan Duran juara WBA, sedangkan WBC memperbolehkan merebut sabuknya yang lowong. Hasilnya, Hagler menang angka mutlak dalam duel 15 ronde, dan jadi juara dunia WBC, WBA, dan IBF.
Diposisikan sebagai juara sejati kelas menengah dengan tiga sabuk, Hagler diproyeksikan melawan petinju fenomenal lainnya, Thomas Hearns. Duel dua bintang itu terjadi pada 15 April 1985 di Caesars Palace, Outdoor Arena, Las Vegas. Ternyata, Hagler menang mudah atas Hearns dengan TKO di ronde 3. Tapi, duel itu dinobatkan sebagai Fight of the Year dan Round of the Year oleh majalah tinju ternama The Ring.
Sebelum menghadapi Sugar Ray Leonard, Hagler sempat mempertahankan tiga sabuknya melawan John Mugabi, 10 Maret 1986. Hasilnya, Hagler menang KO di ronde 11 di Caesars Palace, Outdoor Arena, Las Vegas.
Pada 3 November 1986, konferensi pers diadakan untuk mengumumkan Hagler akan melawan Sugar Ray Leonard pada 6 April 1987. Banyak yang keberatan dengan pertarungan tersebut karena masalah mata Leonard: Dia menjalani operasi untuk memperbaiki retina yang terlepas di mata kirinya pada Mei 1982, dan operasi lain untuk memperbaiki retina yang lepas di mata kanannya pada Februari 1984.
Banyak yang tak setuju juga karena ketidakaktifan Leonard, sejak Februari 1982, dia hanya bertarung sekali, ketika mencetak kemenangan TKO yang tidak mengesankan melawan petinju kelas welter Kevin Howard pada 11 Mei 1984. Meski begitu, WBC setuju dan memberikan izin (sanction) duel Hagler-Leonard. Hanya saja, WBA mencopot gelar Hagler dengan alasan ia tak mau melawan penantang wajib (peringkat 1), Herol Graham.
Berbeda dengan IBF yang menolak memberikan izin untuk duel tersebut, dan mengumumkan gelar mereka akan dinyatakan lowong jika Leonard yang memenangkan pertarungan.
Duel yang sangat alot, ketat, dan menarik di Caesars Palace, Outdoor Arena, Las Vegas, secara mengejutkan dimenangkan dengan angka tipis (split decision) oleh Leonard. Pertandingan hanya berlangsung 12 ronde karena WBC menerapkan aturan baru dari 15 ronde jadi 12 ronde. Hagler kecewa dengan keputusan itu apalagi hanya bermain 12 ronde, sehingga tak mau kembali lagi ke ring. Terlepas dari itu, The Ring menobatkan duel itu sebagai Fight of the Year dan Upset of the Year.
Kekalahan Hagler tersebut, menjadi akhir dari perjalanan karirnya di tinju. Pada 12 Juni 1988, Hagler mengumumkan pengunduran diri dari tinju alias pensiun, setelah menyaksikan saudara tirinya, Robbie Sims, kalah dari juara dunia kelas menengah WBA, Sumbu Kalambay di Ravenna, Italia. Hagler pensiun dengan rekor 62 (52 KO)-3-2, dan mencatat prosentase kemenangan KO 77,61%.
Setelah pensiun, Hagler ke Italia sebagai bintang film untuk beberapa film. Film aksi Indio dan Indio 2: The Revolt adalah yang paling terkenal dari filmnya. Hagler berperan sebagai Sgt. Jake Iron, seorang mantan Marinir, yang berjuang untuk menyelamatkan hutan melawan kekuatan perusahaan besar yang mencoba menghancurkannya demi menghasilkan uang. Ia kembali ke AS untuk menghadiri upacara pelantikan International Boxing Hall of Fame tahunan, yang diadakan setiap bulan Juni di Canastota, New York pada 1993.
“Hagler yang luar biasa adalah salah satu atlet terhebat yang pernah dipromosikan Top Rank. Dia adalah pria terhormat dan pria yang setia, dan dia tampil di atas ring dengan tekad yang tak tertandingi. Dia adalah atlet sejati dan pria sejati. Saya akan sangat merindukannya,” kenang Bob Arum, promotor yang ikut membesarkan Hagler.
Selamat Jalan Marvelous Marvin Hagler! Dunia tinju tetap mengenangmu!
(TI/Martinez)
One comment on “In Memoriam Legendaris Marvelous Marvin Hagler!”
Marvelous Marvin Hagler adalah satu petinju ajaib yang pernah ada.
Ia tidak kidal tapi bertinju dengan gaya kidal sehingga bahkan para petinju hebat pun tak menyadarinya. Ia bahkan dianggap sebagai satu petinju kidal terhebat di dunia. Cari saja video saat Marvin Hagler menandatangani sesuatu. Nyata ia tidak kidal.
Marvin Hagler memang menyimpan banyak rahasia hingga akhir hidupnya. Pantas ia bernama Marvelous Marvin Hagler.
Selamat jalan, Petarung Terhebat!