Promotor Milasari Anggraini saat menggelar pertandingan di Magelang. Foto: Rondeaktual
Promotor Milasari Ingin Tinju Pro Indonesia di Jalur yang Tepat
Tinjuindonesia.com — Semenjak wafatnya promotor Boy Bolang, promotor Herry ‘Aseng’ Sugiarto, promotor Daniel Bahari, dan tidak aktifnya promotor Tourino Tidar, tinju profesional Indonesia mati suri. Tak ada lagi pertandingan-pertandingan tinju pro yang rutin dilaksanakan. Akibatnya hampir semua petinju, manajer, dan pelatih menjerit. Mereka beraktivitas di sasana tanpa arah dan harapan yang jelas.
Tak heran, banyak petinju terpaksa ke luar negeri untuk bertanding dan hanya sekadar ingin mendapatkan uang tanpa memikirkan prestasi. Ada pula yang beralih ke olahraga Tarung Bebas (MMA) karena dianggap lebih menjanjikan. Bahkan, ada manajer yang terpaksa menutup sasananya karena tak mampu lagi membiayainya, atau berubah fungsi bagi petarung-petarung bebas, kick boxing (Muaythai), atau melatih mereka yang sekadar senang tinju bukan untuk prestasi.
Di saat-saat sulit seperti ini memang ada beberapa promotor yang muncul dan menggelar pertandingan. Tapi, mereka tak bertahan lama karena tak didasari dengan pengetahuan yang memadai tentang promotor tinju. Apalagi ada promotor yang merogoh koceknya sendiri, atau punya kepentingan/misi tertentu (politik).
Mereka hanya bisa menggelar pertandingan kalau ada uangnya, atau ada yang mendanai/mensponsori. Jika tak ada uang, atau tak ada sumber dananya lagi, maka tidak ada pertandingan. Ini yang sering terjadi di dunia tinju pro Indonesia sehingga tak mampu merubah wajah tinju kita yang sudah buram.
Bila memahami dengan baik dan benar perannya sebagai promotor seperti yang dilakukan Boy Bolang dengan menggandeng Pengusaha Kelas Kakap, Aseng dengan Sabuk Emas RCTI, Daniel Bahari dengan Gelar Tinju Profesional Indosiar, dan Tourino Tidar dengan Anker Bir Super Fight, pertandingan tinju akan langgeng dan terus menggeliat. Karena mereka tidak bergantung kepada sumber dana tertentu atau punya misi tertentu yang sesaat bisa berakhir. Mereka berjalan di jalur yang benar: mandiri dan profesional.
Promotor dalam dunia tinju adalah orang yang mempromosikan produk (petinju) agar ditonton banyak orang. Tentu petinju yang dipromosikan adalah yang berkualitas. Dengan petinju yang berkualitas, promotor akan mudah menarik banyak sponsor dan banyak penonton untuk menyaksikan pertandingannya. Dan, disini hukum ekonomi supply (penawaran) dan demand (permintaan) berlaku.
Dan, ini yang mau dilakukan promotor Milasari Anggraini. Pengusaha sukses asal Purworejo, Jawa Tengah, yang cukup dekat dengan Aseng ini ingin tinju bayaran Indonesia berada di jalur yang tepat: mandiri, profesional, dan menjadikan tinju sebagai industri bisa diandalkan di negeri sendiri. Itu sebabnya, dimulai dengan event yang akan digelarnya Wo-Man Infinite Fearless Soul 2020, Milasari menggarapnya secara profesional dengan: menjual tiket, menggalang sponsor, menjalin kerjasama dengan televisi, serta memadukan tinju dan musik.
Jika upayanya ini tercapai dan didukung berbagai pihak yang terkait, pertandingan tinju akan kembali rutin dilaksanakan dan pertinjuan Indonesia kembali bergairah. Milasari melihat potensi pasar tinju Indonesia sangat besar karena masyarakat sangat gemar menonton tinju setelah sepakbola. Karena itulah, ia ingin menggarap pasar tinju tersebut dengan baik dan profesional, sehingga bisa berkembang baik dan bisa menjadi industri.
Dan, untuk itu pula promotor yang seorang anaknya menjadi petinju itu telah menjalin kerjasama dengan promotor top AS dan dunia Bob Arum yang juga pemilik Top Rank. Petinju-petinju Indonesia berkualitas baik bisa ditampilkan di bawah Top Rank. Ini kesempatan baik bagi petinju-petinju kita untuk berprestasi dan mendapatkan banyak uang.
(TI/Martinez)