Bryant Perrela saat terpukul jatuh oleh Abel Ramos. Foto: Stephanie Trapp
Kontroversi Satu Detik di Ronde Terakhir
Tinjuindonesia.com — Pertarungan antara Abel Ramos (AS) dan Bryant Perrela (AS) di kelas welter (66,6 kg) 10 ronde memang tak memperebutkan gelar juara. Tapi, duel non-gelar tersebut berlangsung cukup seru dan ketat dari ronde ke ronde meski sebagai partai tambahan dari kejuaraan dunia kelas menengah super (76,2 kg) IBF antara juara bertahan Caleb Plant (AS) dan Vincent Feigenbutz (Jerman) di Bridgestone Arena, Nashville, Tenneessee, AS, Sabtu (15/2).
Dalam tayangan langsung tvOne, Minggu (16/2) pagi WIB, terlihat jual beli pukulan berlangsung dari ronde ke ronde. Namun, akurasi dan akumulasi pukulan Perrela lebih baik. Sayangnya, di akhir ronde 10, Ramos merontokkan Perrela dua kali. Di jatuh kali kedua itulah jadi petaka bagi Perrela. Wasit menghentikan duel saat waktu pertarungan berakhir lebih dari satu detik.
Terang saja itu membuat Perrela dan tim protes keras. Tapi, karena saat wasit menyuruh Perrela satu langkah ke depan setelah bangkit dari jatuh waktu hampir selesai maka wasit terus menghitung sampai waktu lebih dari satu detik. Bagi Perrela dan tim seharusnya wasit menghentikan duel sesuai waktu. Tapi, karena demi keselamatan Perrela — apalagi kondisinya tak stabil lagi karena dua kali jatuh — wasit terpaksa melakukan keputusan itu dengan memberikan kemenangan TKO kepada Ramos.
Kalau saja wasit menghentikan duel itu tepat pada waktunya, maka akan terjadi penghitungan angka (nilai). Dan, secara angka Perrela semestinya memenangkan pertarungan. Tengok, tiga hakim sudah memberi kemenangan angka kepada Ramos: 87-84, 88-83, 88-83. Tapi, itulah tinju, satu detik pun bisa segala sesuatunya di atas ring. Dan, keputusan wasit/hakim mutlak.
(TI/Martinez)