Tyson Fury Anak Ajaib dari Manchester

TAK berlebihan Tyson Luke Fury disebut anak ajaib. Ia lahir di Manchester, Lancashire, Inggris, 12 Agustus 1988, secara prematur: dua setengah bulan sebelum waktunya lahir dan beratnya hanya 1 pon atau 0,45 kg. “Para dokter mengatakan kepada saya bahwa tidak ada banyak kesempatan baginya untuk hidup, dan saya telah kehilangan dua anak perempuan dengan cara yang sama yang dilahirkan sebelum waktunya,” kata John Fury, ayahnya.

“Mereka mengatakan kepada saya bahwa tidak ada banyak harapan baginya. Saat itu tahun 1988, Mike Tyson berada dalam kejayaannya sebagai juara kelas berat dunia, jadi saya katakan, ‘Sebut saja dia Tyson …’ Para dokter hanya menatap saya dan tersenyum.”

Fury berasal dari keluarga tinju, termasuk ayah “Gipsi” John Fury, saudara Young Fury, paman Hugh Fury dan Peter Fury, serta sepupu Phill Fury dan Hughie Fury. Tyson juga terkait dengan Andy Lee, Hosea Burton dan Zac Burton.

Fury memulai karirnya di tinju amatir. Pada 2006, ia mengikuti Kejuaraan Dunia Yunior di Agadir, Maroko, dan meraih medali perunggu untuk kelas berat super. Dan, itu menjadi prestasi terbaik dalam karirnya di amatir. Pada 6 Desember 2008, Fury hijrah ke ring profesional bertanding dengan Bela Gyongyosi dan menang TKO.

Seiring perjalanan waktu, pada 7 Juli 2012, ia merebut gelar juara regional WBO Inter-Continental kelas berat yang lowong setelah menang TKO atas Vinny Maddalone. Gelar tersebut sempat dipertahankan sekali melawan Derek Chisora, 29 November 2014, dengan kemenangan TKO. Tapi, pada 28 Februari 2015, Fury memperebutkan gelar lowong WBO International melawan Christian Hammer dengan kemenangan TKO.

Dengan dua gelar regional yang disandangnya itulah yang mengantarkannya melawan juara dunia sejati Wladimir Klitschko (Ukraina) yang saat itu memegang empat sabuk juara kelas berat: WBA Super/IBF/WBO/IBO. Fury yang sama sekali tak diunggulkan karena Klitschko masih sangat perkasa, secara mengejutkan menang angka mutlak atas Klitschko dalam laga yang cukup ketat di ESPRIT Arena, Dusseldorf, Jerman, 28 November 2015.

Dengan kemenangan itu, empat sabuk juara dunia otomatis pindah ke Fury dan ia pun dinobatkan sebagai juara sejati baru kelas berat. Nasib Fury ini sama seperti Andy Ruiz Jr (AS-Meksiko) yang sama sekali tak diunggulkan secara mengejutkan menang TKO di ronde 7 atas Anthony Joshua (Inggris) yang sedang jaya-jayanya di kelas berat, Sabtu (1/6) atau Minggu (2/6) WIB, di Madison Square Garden, New York, AS.

Namun, setelah meraih empat gelar juara dunia tersebut, Fury menghadapi berbagai persoalan dalam hidupnya sehingga gelar itu tak sempat dipertahankan karena dicopot satu persatu oleh badan tinju dunia masing-masing. Kemudian, ia menata karir dari bawah lagi dengan duel-duel non-gelar hingga mendapat kesempatan melawan juara dunia kelas berat WBC Deontay Wilder (AS) pada 1 Desember 2018 di Staples Center, Los Angeles, AS.

Duel tersebut berjalan alot dan ketat meski Fury sempat terpukul jatuh. Tapi, secara kasat mata, Fury yang pantas memenangkan pertarungan itu. Namun, para hakim membuat hasilnya seri (draw) sehingga Wilder tetap sebagai juara bertahan kelas berat WBC.

Fury yang terikat kontrak dengan promotor Frank Warren dan promotor Bob Arum (Top Rank), menginginkan pertarungan ulang dengan Wilder, tapi Wilder menghindar. Pun Fury ingin bertarung dengan Anthony Joshua, namun Joshua juga menghindar karena memilih bertanding dengan Ruiz Jr. Akibatnya ia kalah TKO di ronde 7.

Lantaran tak mendapat kesempatan tarung dengan Wilder dan Joshua, Fury memilih bertanding dengan Tom Schwarz (Jerman) pada 15 Juni nanti di MGM Grand Arena, Las Vegas, Nevada, AS. Duel ini tak memperebutkan gelar, tapi diyakini berlangsung seru dan ketat. Di atas kertas, Fury lebih baik, tapi di atas ring bisa lain ceritanya. Tengok rekor Fury: 27 (19 KO)-0-1, dan rekor Schwarz: 24 (16 KO)-0-0.  (TI/Martinez)