Almarhum Pak Henky Nanlohy disemayamkan di Rumah Duka. Foto: Kel.Besar Insan PERTINA
Selamat Jalan Pak Henky!
Tinjuindonesia.com — Dunia tinju amatir Indonesia kembali kehilangan seorang tokoh terbaiknya, Hendrik Nanlohy atau biasa disapa Pak Henky/Bung Henky dalam usia 75 tahun, 6 enam bulan. Ia dipanggil Tuhan Yang Maha Kuasa, Jumat (3/5), Pukul 15.15 WIB, di Rumah Sakit Tarakan, Jakarta Barat.
Menurut penuturan istri almarhum, Pak Henky menjalani operasi membersihkan batu empedu yang hancur setelah minum obat alternatif dua tahun lalu. Namun, akibat dari itu baru dirasakan belakangan. “Beliau sering merasakan sakit luar biasa yang mengarah ke Jantung, kadang ke bahu, kadang ke lambung, dan lain-lain. Pak Henky masih punya semangat untuk kembali bertugas ke daerah-daerah, sehingga ingin sehat betul dulu. Makanya, beliau diperiksa di dokter, tapi dokter mengatakan harus dioperasi. Sebab, kalau tidak, bisa berakibat lebih fatal: bisa lari ke liver, ginjal, dan lain-lain,” paparnya.
Setelah berjuang dua pekan di rumah sakit, Tuhan berkehendak lain: memanggil Pak Henky ke pangkuanNya. Dan, itu mungkin jalan terbaiknya. “Saya tidak kuat melihat beliau dimasukkan selang lewat hidungnya, saya tidak kuat melihat beliau merasakan sakit yang luar biasa, dan tidak tega melihat membuat nafas buatan yang menekan-nekan ke bagian perut dan rusuknya. Saya takut rusuknya bisa patah,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Semasa hidupnya, Pak Henky adalah mantan petinju dan mantan pelatih yang cukup andal. Banyak petinju Indonesia yang lahir dari tangannya berprestasi nasional dan internasional. Ia juga pernah menjabat Ketua Binpres dan Pemassalan Atlet PP Pertina periode 2012-2016 dibawah kepemimpinan A.Reza Ali. Dan, Pak Henky dikenal sangat disiplin, tegas, dan konsisten dalam menjalankan aturan tinju saat bertugas menjadi supervisor atau Technical Delegate dalam suatu event daerah, nasional, dan internasional.
Rekan-rekan yang melayat ke rumah duka, Pamulang Permai 1, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (4/5), seperti Mawarni Pohan, Edith Rahmadi, Rosni Mangunsong, Diapari Sibatangkayu, Syarifudin Lado, Ahmad Fajar, dan Dedi, sangat sedih dengan kepergian Pak Henky. Apalagi secara fisik Pak Henky sangat sehat. Dan, mereka pun tak menduga beliau dipanggil secepat itu.
“Sebetulnya kita mau kumpul-kumpul sebelum bulan puasa, tapi ternyata kita kumpulnya disini (rumah duka). Tidak ada lagi teman canda seperti Pak Henky. Ini mungkin sudah rencana yang di atas. Sulit mencari orang tinju seperti Pak Henky lagi,” tutur Ibu Mawarni, Ibu Edith, Ibu Rosni, dan teman-teman.
Pak Henky yang lahir di Ambon, Maluku, 5 November 1943, meninggalkan seorang istri dan empat orang anak (semuanya putri). Jenazah almarhum akan dimakamkan di TPU Astana Raga, Pamulang II, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (5/5), Pukul 13.00 WIB. Selamat Jalan Pak Henky! Jasa-jasamu kami insan tinju takkan lupakan.
(TI/Martinez)