Martinez dos Santos

Cina dan India Kekuatan Baru Asia

BILA mengacu pada hasil ASBC Asian Boxing Conderation Championship (Kejuaraan Asia Elite Men’s & Women’s) yang berlangsung di Bangkok, Thailand, 19-26 April 2019, negara-negara pecahan Uni Soviet seperti Uzbekistan, Kazakhstan, Turkmenistan, dan Tajikistan, mulai terdegradasi dominasinya. Negara-negara kuat sebelumnya seperti Jepang, Korea, Mongolia, Iran, Thailand, dan Filipina pun tak banyak berbuat.

Lebih miris lagi Thailand sebagai tuan rumah Kejuaraan Asia ini sama sekali tak merebut satu pun medali emas. Negeri ‘Gajah Putih’ yang telah banyak mengeluarkan biaya menyelenggarakan event ini hanya kebagian satu perak lewat petinju putri Nilawan Techasuep (57 kg). Pun Jepang yang akan menjadi tuan rumah Olimpiade 2020 tak mampu menyabet emas. Negeri ‘Sakura’ itu hanya memperoleh 1 perak dan 1 perunggu.

Justru yang mendominasi adalah Cina dan India. Negeri ‘Beruang Merah’ tampil sebagai juara umum dengan mengoleksi 6 medali emas, 1 perak, dan 3 perak (10 medali). Sedangkan, India tampil sebagai pengumpul medali terbanyak: 13 medali (2 emas, 4 perak, dan 7 perunggu). Dengan perolehan medali sebanyak itu, Cina dan India boleh disebut sebagai kekuatan baru di kawasan Asia.

Kekuatan Cina ada di bagian putri. Dari 7 finalis Cina, semuanya petinju putri dengan mempersembahkan 6 emas dan 1 perak. Sedangkan, kekuatan India cukup merata di bagian putra dan putri. Namun, Uzbekistan dan Kazakhstan masih yang terkuat dan mendominasi di bagian putra. Uzbekistan merebut 4 emas dan 1 perak, semuanya dari putra. Kazakhstan juga meraih 2 emas dari sektor putra.

Namun, perlu dicatat, Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang, IOC (International Olympic Committee) hanya memperbolehkan 13 kelas yang dipertandingkan. Diantaranya, 8 kelas putra dan 5 kelas putri. Padahal, sesuai aturan AIBA, ada 20 kelas dalam tinju amatir: 10 putra dan 10 putri. Dan, 20 kelas itulah yang dipertandingkan di ASBC Asian Boxing Confederation Championship 2019.

Dengan komposisi kelas seperti itu di Olimpiade 2020, tentu akan mengurangi peluang bagi Kuba, Uzbekistan, dan Kazakhstan, untuk mendominasi perolehan medali emas. Sebab, tiga negara itu tak membina petinju putri selama ini. Di Olimpiade-Olimpiade sebelumnya, komposisi kelas yang dipertandingkan adalah 10 kelas putra dan 2 kelas putri. Belum tahu alasan kenapa komposisi kelas di Olimpiade 2020 berubah.

Lantas, bagaimana dengan negara-negara Asia Tenggara? Bila berkaca pada hasil Kejuaraan Asia ini, Vietnam secara mengejutkan menempatkan dua petinju putri di final, meski satu gagal di semifinal. Tapi, dengan torehan tiga medali (2 perak dan 1 perunggu), membuktikan Vietnam bukan hanya kekuatan baru di Asia Tenggara, tapi wajib diperhitungkan di kawasan Asia.

Sedangkan, Filipina tetap konsisten menjaga prestasi di Asia. Satu-satunya negara Asia Tenggara yang merebut medaliĀ  emas di Kejuaraan Asia adalah petinju Filipina, Josie Gabuco (48 kg-putri). Sedangkan, Thailand cukup menurun prestasinya dengan hanya merebut satu perak. Dan, dengan data perolehan medali di Kejuaraan Asia, bisa diprediksi, tiga negara inilah bakal mendominasi perolehan medali di SEA Games ke-20 Filipina, 30 November-10 Desember 2019. ****

27 April 2019

ANDA MENJAGOKAN SIAPA

DUEL PERTAMA TIBO MONABESA MEMPERTAHANKAN GELAR KELAS TERBANG YUNIOR WBC INTERNATIONAL, ANDA MENJAGOKAN SIAPA?

View Results

Loading ... Loading ...

APA KOMENTAR ANDA?
ANDA MENJAGOKAN SIAPA?

Silakan berkomentar dengan baik dan mendidik tanpa mengandung unsur-unsur SARA. Redaksi berhak mengedit dan tidak meneruskan komentar yang tidak layak untuk dipublikasikan.

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>