Mikey Garcia Diposisikan Juara WBC Emeritus

Tinjuindonesia.com — Setiap badan tinju dunia punya aturan masing-masing. Ada badan tinju yang juaranya bertanding di bukan kelasnya atau sang juara itu lakukan unifikasi gelar dengan juara badan tinju yang lain — apalagi kalah — maka gelarnya dicopot atau dilowongkan.

Tak seperti yang terjadi dengan Mikey Garcia, 31 tahun, asal AS. Begini kronologisnya: Garcia jadi juara dunia kelas ringan (61,2 kg) WBC sejak 28 Januari 2017 setelah mengalahkan juara bertahan Dejan Zlaticanin (Montenegro) dengan KO di ronde 3. Setelah itu, Garcia naik ke kelas ringan super/welter yunior (63,5 kg) memperebutkan gelar WBC Diamond dengan Adrien Broner (AS) dan menang angka pada 29 Juli 2017.

Lantas, 10 Maret 2018, Garcia memperebutkan gelar juara dunia IBF di kelas ringan super/welter yunior melawan juara bertahan Sergey Lipinets (Kazakhstan) dan menang angka mutlak. Dalam posisi Garcia seperti ini, badan tinju dunia lain sudah pasti mencopot gelarnya di kelas ringan. Tapi, pada 28 Juli 2018, Garcia diberi kesempatan unifikasi gelar kelas ringan WBC dengan juara IBF Robert Easter Jr (AS). Hasilnya Garcia menang angka mutlak dan menjadi juara dunia WBC dan IBF. Lantaran Garcia kembali ke kelas ringan, IBF mencopot gelarnya di kelas ringan super/welter yunior.

Pada 16 Maret 2019, Garcia naik ke kelas welter (66,6 kg) dan bertanding dengan juara bertahan IBF Errol Spence Jr. Hasilnya, Garcia kalah angka mutlak. Semestinya, dengan kekalahan ini, WBC sudah langsung mencopot gelar Garcia di kelas ringan. Eh, sekarang WBC justru memosisikan Garcia sebagai juara WBC Emeritus (pensiun). Tapi, Garcia punya keistimewaan, jika ia masih ingin mempertahankan gelar WBC di kelas ringan, maka bisa dilakukan.

Kecuali, apabila Garcia tak mau kembali lagi ke kelas ringan, dan hanya bercokol di kelas ringan super/welter yunior atau welter, baru WBC benar-benar mencopot gelarnya dan diberikan kesempatan kepada peringkat 1 dan 2 WBC untuk memperebutkannya.

Itulah bisnis tinju pro. Apa pun bisa dilakukan selama bisa menguntungkan organisasi dan petinju.

(TI/Martinez)