Daniel Jacobs Foto: ist
Daniel Jacobs Anak Ajaib dari Brooklyn
EMPAT tahun setelah bergelut di tinju profesional, Daniel Jacobs didiagnosis menderita osteosarkoma, bentuk kanker tulang yang mengancam jiwanya. Itu membuat Jacobs putus asa dan patah semangat. Sebab, baginya Tuhan telah memberikan hukuman mati. Apalagi sebelumnya dirinya mengakui bukan seseorang yang religius.
Ia mengatakan tumor agresif di tulang belakangnya mungkin adalah hukuman mati, karena hanya tersisa beberapa hari lagi. Rehabilitasinya membutuhkan lebih dari setahun penyembuhan yang tidak begitu sabar, dan terapi fisik yang sangat melelahkan – rasa sakit lebih buruk daripada apa pun yang dia rasakan di atas ring.
“Kami berada di ICU, dan saya ingat berada di tempat yang benar-benar gelap. Itu adalah proses yang sulit. Tetapi begitu saya keluar dari rumah sakit, begitu saya belajar berjalan lagi, saya kembali [ke sasana ] itu segera. Itu melanggar perintah dokter, jelas – dokter mengatakan kepada saya bahwa saya tidak akan pernah bisa bertinju lagi. Saya hanya ingat keluar dari rumah sakit, dan satu-satunya tempat yang saya inginkan adalah sasana tinju,” ungkapnya.
“Saya mengalami kerusakan saraf yang parah sehingga saya tidak mendapatkan saraf kembali. Jari kelingking saya di kaki kiri saya masih mati rasa, dan saya merasakannya ketika saya di tempat tidur di malam hari atau ketika saya sendirian merasa pin-and-needles mengingatkan saya bahwa hidup itu berharga. Dan, jangan menerima begitu saja apa yang Anda miliki. Tetapi berada di ranjang rumah sakit begitu lama, saya kehilangan hal-hal yang tidak dapat saya lakukan, bahwa pelatih dulu harus memaksaku untuk melakukannya. Saya seperti kawan, jika hanya bisa berlari sejauh itu, jika bisa melewati tali dua atau tiga putaran ekstra atau melarang lima putaran ekstra. Tidak ada motivator yang lebih besar,” jelasnya.
Seiring perjalanan waktu, kondisi Jacobs terus membaik dan ia pun kian religius. Di pertandingan pertama, setelah kondisinya membaik, ia melawan Josh Luteran (20 Oktober 2012), dan menang KO di ronde 1 dari 8 ronde yang direncanakan. Dua tahun kemudian (9 Agustus 2014), ia merebut gelar juara dunia kelas menengah (72,5 kg) WBA dalam perebutan gelar lowong dengan Jarrod Fletcher (Australia) dengan kemenangan TKO di ronde 5.
Gelar tersebut sempat dipertahankan empat kali, dan saat unifikasi gelar (WBA Super/IBF/WBO/IBO) dengan raja kelas menengah Gennady Golovkin (Kazakshtan), 18 Maret 2017, Jacobs kalah angka mutlak. Itu diluar perkiraan banyak orang, bahwa Jacobs bakal kalah KO dari Golovkin yang ketika itu masih dalam kondisi puncak.
Kekalahan itu tak membuat Jacobs kehilangan harapan. Ia bangkit lagi dan mendapat kesempatan memperebutkan gelar lowong kelas menengah IBF melawan Sergiy Derevyanchenko (Ukraina), 27 Oktober 2018. Hasilnya, Jacobs menang angka mutlak dan menjadi juara dunia baru IBF. Dengan sabuk IBF inilah, Jacobs mendapat kesempatan unifikasi gelar dengan juara dunia WBA Super dan WBC asal Meksiko yang juga sangat tangguh dan berbahaya Saul ‘Canelo’ Alvarez pada 4 Mei nanti di T-Mobile Arena, Las Vegas, Nevada, AS.
Pertarungan ini bakal seru dan menegangkan karena kemampuan keduanya relatif imbang. Meski Canelo sedikit diunggulkan, tapi bukan pekerjaan mudah baginya bisa mengalahkan Jacobs. Bukan tak mungkin anak ajaib dari Brooklyn itu justru membekuk Canelo. (TI/Martinez)
DANIEL JACOBS & DATA DIRI
Nama Lengkap: Daniel Jacobs
Alias: Miracle Man
Kelahiran: Brownsville, New York, AS, 3 Februari 1987 (32 Tahun)
Tinggal: Brooklyn, AS
Tinggi: 182 cm
Berat: 72,5 kg
Gaya: Ortodoks
Gelar Juara Dunia Diraih: IBF dan WBA Super
Rekor: 35 (29 KO)-2 (1 KO)-0
Prestasi Terbaik Amatir: Emas Sarung Tinju Emas AS 2004