Kejuaraan Nasional Elite Men’s dan Women’s di Bandar Lampung 2018       FOTO: Martinez

Memprihatinkan, NTT Tanpa Emas di Kejurnas Elite Lampung 2018

Tinjuindonesia.com — Nusa Tenggara Timur (NTT) selama ini disebut-sebut salah satu gudangnya tinju Indonesia. Tapi, pertanyaannya, gudangnya untuk siapa? Untuk NTT atau daerah lain? Sungguh memprihatinkan, melihat hasil Kejuaraan Nasional Elite Men’s dan Women’s di Bandar Lampung, Lampung, 5-11 Desember 2018. Tak ada satu pun petinju NTT mampu menggenggam medali emas.

Di daerah lain, justru petinju NTT dikalungi medali emas. Miris melihatnya. Adalah Kornelis Kwangu Langu (49 kg) dan Julio Bria (56 kg) yang dari NTT saat ini membela Bali meraih emas. Dan, itu menjadi langganan mereka di berbagai event nasional, bahkan internasional. Julio dari Belu/Malaka pernah merebut emas di SEA Games Jakarta/Palembang 2011, dan Kornelis dari Sumba Barat Daya merengkuh emas di SEA Games Singapura 2015.

Lebih miris lagi, hampir semua petinju Bali berasal dari NTT. “Anak-anak NTT datang sendiri ke tempat saya untuk latihan tinju, saya terima. Ada yang saya bina dari nol, ada pula yang teknik bertinjunya sudah baik. Mereka baik-baik semua: disiplin, tidak neko-neko, dan penurut,” kata Adi Swandana, pelatih Bali yang sudah banyak sekali menjadikan petinju-petinju NTT hebat dan berprestasi.

Dua petinju Pelatnas NTT yang tampil di Lampung, Mario Kali (49 kg/Belu) dan Libertus Gha (64 kg/Belu), diharapkan merebut emas bagi NTT. Sayangnya, di final kalah Mario kalah angka dari Kornelis, dan Libertus kalah angka dari Daniel Mofu (Jawa Timur). Bila melihat penampilan Mario dan Libertus di final, tidak sepertinya yang bermain lebih taktis dan punya strategi yang baik. Kali ini Mario dan Libertus lebih emosional, sehingga kerap terkena pukulan-pukulan lawan. Tak heran, Mario kalah 5-0, sedangkan Libertus kalah 4-1.

Di bagian putri, Margaretha Nata (64 kg), petinju non-pelatnas yang tampil di final, masih terlihat minim teknik bertinju dan pengalamannya. Sehingga lawannya, Ildawati (Jawa Barat) yang sebetulnya tidak istimewa, mudah memasukkan pukulan-pukulannya ke sasaran dengan baik. Alhasil, Ildawati menang angka mutlak 5-0. Anehnya, NTT tidak mengirimkan dua petinju putri lain yang berpotensi merebut emas: Angela Niis dan Serli Kase.

Melihat hasil tersebut, Pengprov PERTINA NTT harus segera mengevaluasinya dengan jernih, terutama untuk menghadapi pra-PON 2019 dan PON 2020. Kemudian, penentuan petinju (berkualitas) dan pelatih (berkualitas) harus melalui seleksi yang adil dan mengedepankan kepentingan NTT. Banyak petinju dan pelatih berkualitas bertebaran di NTT.

Perlunya perhatian ekstra dari Pemerintah Daerah (Kabupaten, Kota, dan Provinsi) terhadap tinju, terutama menyangkut biaya pembinaan. Apalagi Gubernur NTT Victor Laiskodat sangat menggemari tinju, dan Ketua Umum PP PERTINA Jhony Asadoma pun saat ini bertugas sebagai Wakapolda NTT.

Bila tidak, NTT akan kembali terpuruk seperti di PON Jawa Barat 2016 hanya merebut dua perak, dan NTT hanya dikenal sebagai gudangnya tinju bagi daerah-daerah lain. Beberapa petinju yang berprestasi di daerah lain mengatakan kepada tinjuindonesia.com, mereka pindah terutama hanya dengan dua alasan: tidak ada perhatian dari pemerintah daerah dan sulitnya masuk tim NTT (perlu dicari alasan kenapa sulit masuk tim NTT).    (TI/Martinez)

 

 

13 December 2018

ANDA MENJAGOKAN SIAPA

DUEL PERTAMA TIBO MONABESA MEMPERTAHANKAN GELAR KELAS TERBANG YUNIOR WBC INTERNATIONAL, ANDA MENJAGOKAN SIAPA?

View Results

Loading ... Loading ...

APA KOMENTAR ANDA?
ANDA MENJAGOKAN SIAPA?

Silakan berkomentar dengan baik dan mendidik tanpa mengandung unsur-unsur SARA. Redaksi berhak mengedit dan tidak meneruskan komentar yang tidak layak untuk dipublikasikan.

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>